ATTHALARIQ; 27

39.2K 5.9K 2.3K
                                    

Halo gais!!!

Selamat membaca!

Jangan lupa komen di setiap paragraf!



- - -




ALARIQ menghela napas, ketika jari-jarinya tidak lagi bermain di atas tuts-tuts piano. Sudah selesai namun, cowok itu belum mau beranjak dari sana.

Semuanya sudah berlalu begitu lama akan tetapi, tidak satu pun hal mau menghilang dari ingatannya.

"Wah, hebat banget," kata wanita tersebut kala itu ketika Alariq berhasil menyelesaikan sebuah instrumen lagu berjudul Bunda.

Mendengarnya, membuat senyuman anak laki-laki tersebut berurai. Ia kira senyuman itu akan bertahan lama namun, nyatanya ....

"Minggu depan ikut lomba matematika, ya, biar kayak kakak kamu, Attharel."

Alariq kecil lebih dari tahu bagaimana sempurnanya sosok Attharel Maharaja Airlangga, ia juga lebih dari tahu bagaimana Mamanya begitu membanggakan sosok laki-laki itu.

Alariq kecil juga ingin seperti kakaknya yang pandai dan disenangi namun, sejujurnya Alariq tidak tertarik dengan apa yang selalu dihadapkan dengannya. Ia punya passion-nya sendiri. Namun, mengapa seakan-akan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Arel?

"Pasti," jawab Alariq kecil yang mana langsung disambut dengan senyum antusias oleh Mamanya.

Wanita itu mengacak gemas surai hitam lembut milik Alariq.

"Tapi nanti dengerin Al main piano lagi ya." Hanya anggukan juga senyuman. Tidak seantusias jika bersama Arel.

"Alariq, mana?!"

Menghela napas mendengar suara itu, Alariq kembali ke dunia nyata. Beranjak menuju dapur membuat susu kemudian menemui Bianca yang tengah bersantai di ruang keluarga seraya memperhatikan buku di tangannya.

Ada banyak buku pelajaran yang berserakan di karpet sana, entah karena apa. Mungkin akibat putus cinta cewek itu jadi melampiaskannya dengan belajar.

"Ini."

"Makasih budak."

Entahlah, Bianca tahu atau pura-pura tidak tahu kalau orang yang selalu ia jahili itu adalah siswa yang paling ditakuti dan berpengaruh di sekolahnya.

Siapa yang mengira kalau Alariq si manusia menakutkan selalu jadi bahan oleh adiknya sendiri, Bianca.

"Bilangin ke teman-teman lo, jangan sok asik!"

"Bilang sendiri."

"Lo tahu? Gue sampe diledekin di lapangan ampe setiap story yang gue up dikomenin mulu anjing! Risih!" papar Binca. "Ganteng nggak, banyak gaya iya, apalagi si kencur tuh, musnahin aja!"

"Suka sama lo kali."

"Itu Si Kenzo kalau jadi cewek udah saingan ama nenek lampir gara-gara lo." Alariq diam saja mendengar itu karena hal yang dikatakan Bianca  barusan bisa saja terjadi kalau-kalau Kenzo memang ditakdir seorang perempuan.

ATTHALARIQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang