ATTHALARIQ; 29

41K 6K 4.7K
                                    

Halo semua apa kabar?
Semoga baik-baik aja yaaa!

Selamat membaca!
Tinggalkan jejak komen di setiap paragraf.

Share cerita ini & jika part kemaren kamu lupa, bisa baca ulang dulu, hehehe.

ETTT! Tapi, sebelum baca chapter ini, tolong bantu aku buat genapin vote di chapter kemarin kuyy!

•••


"CEWEK piuuu," Gio menggoda ketika cewek-cewek dari SMA Angkasa mulai berdatangan memasuki gerbang sekolahnya.

Selain Teko, anak Biglinster suka nonkrong di tempat fotocopy, tepatnya bagian depan sekolah yang jarak dari parkiran juga tak jauh.

Fotocopy Pak Mamat disediakan dua kipas angin yang selalu menjadi rebutan Kenzo dan Dandi, padahal bisa dibagi rata namun, masih juga menjadi rebutan.

Di sana juga tersedia berbagai macam minuman dingin yang bisa diambil dua bayar satu, eh.

Kenzo suka mengutang di fotocopy Pak Mamat yang pada akhirnya Alariq lah yang ditagih.

Tidak sampai di situ, ada speaker untuk mendengarkan lagu yang mana selalu menjadi santapan empuk untuk Jovan berkaraoke bersama Gio dan Juan, kalau-kalau terlalu bahagia maupun galau gundah gulana.

"Astaga, astaga, siapa tuh cantik banget," Juan melebarkan kedua matanya ketika tengah menyantap eskrim di sore hari dan tak sengaja mendapati sosok cantik dengan rambut yang dicepol tinggi.

"Heh mana-mana?" Kenzo dan Gio saling berebutan keluar dari fotocopy.

Kelima cowok itu memilih menyorotkan pandangan pada cewek yang dimaksud oleh Juan.

"Iya, ya, cantik bingit, berkelas banget," puji Kenzo dengan mulut ternganga.

Dandi memukul kepala Kenzo menggunakan buku tulis yang sudah ia gulung sedari tadi. "Jangan diembat, mari kita bersaing."

Gio menggeleng-geleng. "Nggak-nggak, itu jatah gue."

"Jatah lo udah banyak di hotel, Gi, gak usah ngadi-ngadi! Penjahat Kelamin!" kata Juan dengan kalimat sakralnya yang mampu membuat Gio melemparkan cowok itu botol air mineral yang sudah tak berisikan air.

"Mirip Neng Gerhana, gass keun," Jovan ikut menimpali.

"Gak bisa, Pan, itu punya gue, jangan ngadi-ngadi lu!" sewot kembaran Jovan.

Alariq yang datang dengan tentengan tas juga raket di salah satu tangannya, memberi absen di kepala sahabat-sahabatnya itu. "Goblok-goblok, itu Elona, njing, mau distater Dipo lu pada?"

"Heh?" Kelima cowok itu menoleh kaget pada Alariq.

"Mana ada?!" Dandi tak terima mendengarnya.

"Ya ada lah."

"Sebelum janur kuning melengkung, masih ada jalan untuk menikung."

Alariq menggeleng-geleng mendengar Jovan. "Yakin lu pada?" tanyanya lagi memperjelas.

"Yakinlah, petarung nih." Kenzo mengangkat lengannya, dengan gaya memperlihatkan kedua ototnya.

ATTHALARIQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang