ATTHALARIQ; 23

41K 6.4K 8.8K
                                    

Hai!

Apa kabar? Semoga baik-baik aja ya!

Sebelum lanjut membaca chapter ini,
ada baiknya kalau kamu baca sedikit
chapter kemarin, biar kembali
ingat ceritanya, sip.

Sebelum baca, rekomendasiin aku lagu
galau kalian dong~~~

Kalau ada typo komen ya!

Penuhi setiap paragraf dengan
komenan kalian yaa, karena aku suka
baca komen kalian wkwkwk.

Happy reading!

- - -




Gisel menendang asal botol air mineral yang sudah kosong melompong.

Mulutnya memang tertutup rapat namun, jauh di dalam lubuk hati cewek itu sudah ribuan maki yang ia keluarkan untuk pihak sekolahnya.

Catat, baru dua hari Gisel menginjakkan kaki di negara orang, ia sudah ditelepon untuk pulang dikarenakan orang tua Nata---mantan pacar Alariq---melaporkan kepada sekolah perihal dirinya yang terlibat perkelahian bersama anaknya, lagi.

Menebak kalau Gisel menuntaskan rasa kesal dan bencinya pada seorang Nata sebelum benar-benar pergi? Ya, kamu benar. Mana mungkin seorang Gisel tabah melihat Nata begitu lengket dengan orang yang sudah ia wanti-wanti untuk tidak didekati oleh orang lain.

Gisel tidak peduli mulut jahanam dari Ibu seorang Nata tadi menusuk-nusuk rongga telinganya. Tidak. Sebab, isi kepala Gisel hanya tertuju pada tantenya yang belum benar-benar tuntas ia hampiri kala itu.

Keadaan wanita itu jauh lebih baik sebelum ia kembali ke Indonesia. Namun, tetap saja, Gisel mengkhawatirkan wanita itu. Sebab, selama hidup di dunia, wanita itu lah satu-satunya orang yang sejauh ini paling ikhlas padanya.

Gisel tidak peduli lirikan orang-orang yang isi kepalanya pasti mencetak kalimat. 'Si biang masalah udah balik aja.', 'Bikin ulah apa lagi dia hari ini?', dan segala asumsi bodoh yang tidak Gisel pedulikan sama sekali.

Sejujurnya, Gisel bukan tipe orang yang pemikir. Sebab, Ia tidak akan mau capek-capek memikirkan perkataan orang selama orang tersebut tidak ada pengaruhnya dalam hidupnya.

Kalau Gisel hidup dengan tipe yang sebaliknya, mungkin ia tidak akan berdiri di sini sekarang.

Gisel sudah siap memanggil Kenzo yang tengah berjalan lesu sebelum akhirnya saling menghujat dan melempar simbol fuck di jari pada adik kandung seorang Alariq. Namun, melihat kondisi cowok itu yang tidak seperti biasanya membuat Gisel mengurungkan niat.

Kedatangan Gio, Dandi, Jovan, dan Juan pun tidak membuat cowok itu angkat bicara.

Mungkin, Kenzo sedang depresi berat mengenai utang-utangnya. Begitu pikir Gisel.

Tidak melihat Alariq bersama kelima sahabatnya membuat Gisel memilih berjalan pergi, tanpa embel-embel ingin mendekat. Lidahnya rasanya gatal ingin menanyakan perihal cowok itu. Namun, ia sedang tidak ingin beradu mulut dengan para cowok-cowok minim kewarasan itu.

Tidak mendapati Alariq, Gisel malah melebarkan kedua matanya ketika mendapati sosok yang ia temui beberapa hari lalu. Si cewek penolong yang bakal ia isengi hari ini.

ATTHALARIQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang