[BEBERAPA CHAPTER DIPRIVAT, FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Walau tidak ditelaah lebih dalam seorang Brigita Griselda akan mendapatkan predikat manusia paling bodoh di alam semesta ini.
Fisiknya diciptakan dengan apik oleh Tuhan namun sayang matanya dibuta...
happy reading, jangan lupa penuhin semua paragrafnya dengan komenan kalian.
warning! part ini mengandung ... ah, baca ajalah yaa.
aku kepo nih, pembaca cerita ini dari daerah mana aja?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- - -
ALARIQ menendang keras kursi yang ditempati oleh Kenzo ketika cowok berkaos putih dengan bawahan celana pendek cargo itu melemparinya kulit kacang.
"Ambekan lu babik, belum pernah makan odading sih."
Dandi yang baru saja menggigit apel itu menggeleng-geleng mendengar kebodohan Wakil Ketuanya yang sudah kelewat batas. Entah kelebihan apa yang ada dalam diri Kenzo, Dandi tidak tahu hingga saat ini. Kecuali, menjadi bucin Balqis Alda.
Malam ini, Jovan dan Juan mengundang mereka ke sebuah apartemen sepupunya yang lumayan lama tidak ditinggali. Dikarenakan tugas negara yang diberikan oleh orang tuanya untuk membersihkan tempat ini alhasil seperti ini lah yang terjadi.
Ada si tukang bersih-bersih, Dandi Raditya Cakka. Yang paling ahli dalam hal memperbaiki barang, Gerald Baginda Lesmana. Cowok kreatif tanpa batas yang katanya, Alexander Kenzo. Dan terakhir Alariq cowok yang diam-diam pandai memasak.
Jovan dan Juan benar-benar merasa tertolong dengan kehadiran empat manusia tersebut.
Gio menyalakan pematiknya kemudian mengepulkan asap-asap batang nikotin itu dengan bebas. Koreknya di dorong ke arah Dandi yang di terima dengan baik.
"Cong?"
"Udah tadi," jawab Jovan ketika Dandi menawarkannya. Kenzo pun seperti itu.
Di antara keenamnya Alariq dan Juan adalah yang tidak menyentuh barang tersebut.
"Woy, Gi, lo nge-ship gue ama Balqis, kan?" pertanyaan Kenzo di sela-sela petikan gitar Dandi juga Jovan yang menyanyi dijawab oleh Gio.
"Gue lebih nge-ship lo ama tangan kanan gue, cong."
"Tolol! Orang serius juga." Gio hanya membalas dengan kekehan kemudian selanjutnya adalah kepulan asap rokok yang ia keluarkan. "Juwan, lo nge-ship gue ama Balqis, kan?"
"Gue nge-ship lo dengan kejombloan lo aja," jawab Juan.
Sibuk bermain ponselnya, tiba-tiba benda pipih pada genggaman Alariq itu memperlihatkan sebuah panggilan dengan nama kontak 'Kenzo 2'. Bukan, itu bukan Kenzo yang iseng menelpon Alariq melainkan Mama dari sahabatnya itu yang kerap kali menelponnya ketika ingin mengetahui kabar anaknya.
