50. Thank You, Sorry

3.9K 160 21
                                    

  
   

(Maaf, baru bisa lanjut,🙏  Jika kalian bingung, bisa baca ulang part sebelumnya,👆)

.
.
.

Happy reading!
    
.
    
.
    
.
   
   

Jaebum meletakkan sebuket bunga tulip putih. Ia tersenyum menatap wajah cantik yang terbingkai indah di depannya. Dia masih secantik yang Jaebum ingat. Perlahan tangannya terulur menelusuri gambar itu.

Maaf.

Setiap kali ia datang kesana, hanya kata itu yang bisa ia sampaikan. Berapa kalipun ia berandai-andai untuk mengulang waktu, semua tidak akan berubah. Dia sudah bahagia di dunianya yang lain. Berharap ia bisa memaafkan kebodohannya yang selalu berharap bisa memperlakukannya lebih baik.

Terkadang ia mengingat tahun-tahun sulit itu dan menghela nafas berat seperti hari ini. Ada saatnya ia tenggelam dalam lubang penyesalan sebelum ia menyadari bahwa ia harus bergerak maju, masih ada yang membutuhkannya, mengharapkan perhatiannya. Ia sangat bersyukur memiliki keluarga yang sangat mendukungnya, membantunya melewati masa-masa yang sulit.

Jaebum segera tersadar dan kembali ke realita. Ia kembali tersenyum padanya sebelum pergi meninggalkan tempat itu.

Belum sempat ia mencapai mobil yang terparkir tidak jauh, sebuah panggilan masuk ke ponselnya.

"Jaebum, kau dimana?" suara rekan kerjanya terdengar diseberang.

"Aku baru saja dari rumah abu, ada apa hyung?"

"Oh, aku lupa," rekan Jaebum teringat bahwa hari ini adalah peringatan hari meninggal seseorang yang berarti dalam hidup Jaebum. "Jadwal meeting hari ini dimajukan, meeting akan segera dimulai dalam 15 menit," dia memberi tahu.

Jaebum melirik arloji di tangannya, ternyata meeting dimajukan satu jam.

"Oke, aku ke perusahaan sekarang. Kalian bisa memulainya dulu tanpa aku," balasnya sebelum mengakhiri panggilan setelah mendengar persetujuan dari lawan bicaranya.

Jaebum segera masuk ke mobilnya dan melaju ke perusahaan.

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaebum segera merapikan mejanya. Ia mengemasi beberapa pekerjaan yang bisa ia bawa pulang. Hari ini dia harus pulang awal, mertuanya baru saja menelfon bahwa ia harus meninggalkan si kembar lebih awal karena ada masalah di rumah. Untung saja semua pekerjaan utama Jaebum sudah selesai, jadi ia bisa segera pulang.

"Buru-buru pulang lagi?" tanya seorang rekannya.

"Mertuaku baru saja menelfon, ada masalah di rumahnya jadi harus meninggalkan si kembar lebih cepat,"

Baby?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang