45

1.9K 151 10
                                    

      
       
         
Setelah cuti bekerja, Yugyeom biasanya akan belajar merawat bayi dari ibunya atau mertuanya. Dia tidak bisa datang ke pelatihan karena Jaebum juga, jadi kadang mereka belajar di rumah. Karena saat ini Jaebum sedang ada di Busan, ia memilih untuk berkunjung ke cafe mertuanya sekalian bantu-bantu disana. Dia bisa pulang sore hari, dia mungkin akan tiba di rumah sebelum Jaebum pulang dari Ansan.

"Eomma perhatikan kau senyum-senyum sendiri Gyeom, ada apa?" tiba-tiba ibu mertuanya mendekat dan bertanya.

"Bukan apa-apa, eomma. Hanya saja, senior ku mengajakku bertemu setelah ia pulang bekerja. Apa tidak masalah jika kami bertemu disini?"

Ibu mertuanya tersenyum, "Tentu saja tidak, ajak dia kemari. Eomma akan menyambutnya dengan baik,"

"Terima kasih," balas Yugyeom.

Pemuda itu kembali fokus pada pelanggan yang baru saja datang dan membantu ibu mertuanya menyiapkan pesanan.

"Sepertinya kau sangat dekat dengan Jaebum dan keluarganya sampai kau bisa bebas berada disini," ucap senior Yugyeom saat pemuda itu menyambutnya.

Yugyeom hanya tersenyum, "Mereka memang baik. Ayo ke dalam, aku sengaja meminta ijin untuk menggunakan ruangan khusus supaya kita lebih nyaman untuk bicara,"

"Aku janji akan mentraktirmu sebagai ucapan terima kasih untuk tiket showcase Jaebum-ssi," sela istri seniornya.

"ah, tidak usah. Itu bukan apa-apa," balas Yugyeom sambil membuka pintu ruangan yang ia maksud.

Mereka berdua lalu duduk sementara Yugyeom kembali ke depan untuk memesan. Setelah itu ia kembali dan bergabung dengan mereka.

"Bagaimana kabarmu Gyeom? Aku khawatir saat kau tiba-tiba meninggalkan makan malam terakhir kita," tanya seniornya.

"Aku baik-baik saja, sunbae,"

"Aku sangat kesal saat gadis itu tiba-tiba muncul dan semuanya jadi kacau. Dia benar-benar tidak tau diri. Bagaimana mungkin ia masih bisa memperlihatkan wajahnya dihadapan orang yang sudah berusaha ia hancurkan hidupnya,"

"Bicara yang jelas, siapa yang kau bicarakan?" sela istri senior Yugyeom.

"Siapa lagi? Tentu saja Park Jiyeon,"

"Kau membicarakan makan malam dengan Jaebum-ssi kemarin? Kenapa dia tiba-tiba ada disana?"

"Manager Jaebum tidak tau jika itu restoran milik keluarga Jiyeon dan memesan tempat disana,"

"Oh, ya ampun. Lalu bagaimana? Dia mengacau?"

"Dia tiba-tiba datang dan memancing suasana. Lalu... dia sempat beradu mulut dengan Yugyeom," senior Yugyeom melirik yang lebih muda sekilas.

Yugyeom tersenyum tipis, "Sepertinya aku yang mengacaukan makan malam itu,"

"Tidak, tidak. Kau benar. Dia memang harus berhenti mengejar Jaebum, aku paham. Tapi aku tidak mengerti kenapa Jaebum seolah membelanya,"

"Apa mungkin Jaebum-ssi masih suka padanya?"

"Tidak!" Yugyeom menjawab terlalu cepat, membuat kedua orang itu terkejut. "Maaf, maksudku Jaebum hyung tidak mungkin jatuh ke dalam lubang yang sama,"

"Hm, aku setuju. Dia mungkin hanya tidak ingin kau buang-buang tenaga untuk berdebat dengan gadis itu,"

"Sepertinya begitu," balas Yugyeom.

Tidak lama mertua Yugyeom datang membawa pesanan mereka.

"Ah, jadi ini senior yang Yugyeom bicarakan?"

Baby?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang