49. PAGE

3.1K 172 13
                                    




Cuma mau ingetin lagi kalo ini fiksi dan penuh drama 😊
Happy reading!


.

.

.

.

.

.

.







"Beom!" panggil Mark sambil berlari ke arah Jaebum yang baru saja keluar dari ruang meeting.

"Mark hyung?" Jaebum mengernyit heran, tidak biasanya Mark mencarinya. "Apa terjadi sesuatu?"

Mark mengangguk, dia menjawab sambil mengatur nafas karena harus berlari tadi, "Ke rumah sakit sekarang," ucapnya singkat.

"Untuk apa ke rumah sakit? Siapa yang sakit?" Jaebum bingung.

"Yugyeom....ke rumah sakit sekarang," Mark masih menjawab ambigu.

"Apa?? Kenapa tidak bilang dari tadi?!"

"Ponselmu mati, bodoh!" maki Mark kesal.

Jaebum langsung meraih ponselnya yang ada di saku celana. Dia lupa, saat meeting tadi semua orang diminta mematikan ponsel. Pemuda itu menyalakan ponsel dan langsung mendapati banyak panggilan tak terjawab serta pesan masuk, terutama datang dari Jackson dan Yugyeom.

Jaebum hampir berlari menjauh sebelum Mark mencekal tangannya dan segera memindahkan topi di kepalanya pada Jaebum, "Jangan sampai lengah," ia memperingatkan.

Yang lebih muda menyentuh topi di kepalanya dan mengangguk singkat pada Mark.

"Terima kasih Mark hyung, aku pergi dulu," pamitnya. Jaebum segera berlari menjauh setelah mengetahui rumah sakit mana Yugyeom berada.

Mark hanya menghembuskan nafas berat dari tempatnya berdiri. Ia memandang yang lebih muda berlari menjauh sebelum menelfon pacarnya.

"Dia baru saja berangkat ke rumah sakit,"

Setelah memarkirkan mobilnya, Jaebum sedikit membenarkan topi milik Mark dan keluar dari mobil. Pemuda itu segera berlari ke dalam, menuju ruangan Yugyeom berada. Begitu ia membuka pintu, Jackson ada disana dengan wajah marah dan bersiap meninjunya.

"Kenapa lama sekali brengsek!" Jackson menarik kerah Jaebum dan membenturkan punggung yang lebih tua ke dinding.

"Aku ada meeting," Jaebum menjelaskan sambil berusaha melepaskan cengkraman Jackson di kerahnya.

"Alasan! Apa kau meeting seharian?! Kami menelfonmu berkali-kali dan tidak ada jawaban! Kau mematikan ponselmu!"

"Tadi meeting penting dan semua orang harus mematikan ponsel, Sajang-nim yang memimpinnya. Aku tidak mungkin menolak!" Jaebum ikut meninggikan suaranya.

"Cukup hyung," Yugyeom meraih tangan Jackson dan berusaha menghentikan pemuda Hongkong itu dari perbuatan yang lebih nekat.

Jaebum langsung menoleh pada Yugyeom, saat itu ia baru sadar Yugyeom sudah mengenakan pakaian bersalin. Wajahnya tampak lelah, Jaebum merasa bersalah karena datang terlambat.

Baby?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang