3. Sick

6.1K 493 3
                                    

Untuk kesekian kalinya Yugyeom melihat Jaebum. Pemuda itu duduk sendiri di sudut cafe dengan satu cup kopi di depannya. Dia terlihat sedikit muram sambil sesekali menatap keluar jendela.

"Ku pikir kau terlalu sering memandanginya, Gyeom." ucap Mark yang duduk di samping Yugyeom.

Yugyeom menoleh dan sedikit terkejut. "Aku?"

Mark mengangguk.

"Kenapa kau tidak mendekat dan bicara saja langsung padanya?" usul Jackson.

Yugyeom tidak menjawab. Dia hanya kembali menatap Jaebum.

"Ngomong-ngomong, tadi aku melihatnya berdiri di depan ruang latihan. Dia terlihat mencari seseorang," ucap Mark.

Yugyeom terkejut lagi. Tidak mungkin Jaebum datang untuk mencarinya kan?

"Kalian tahu gosip tentang dia yang berpacaran dengan Jiyeon kan? Ku dengar mereka sudah putus," Jackson memulai.

"Sudah seharusnya dia memutuskan gadis itu dari dulu. Dia terlihat sangat mencintai gadis itu, tapi gadis itu justru terlihat seperti hanya memanfaatkannya. Dia bahkan selalu tebar pesona kesana kemari," Mark mencibir.

"Mark hyung, sejak kapan kau jadi menilai orang negatif seperti ini?" Yugyeom sedikit bergurau.

"Itu terlihat jelas Gyeom, semua orang bisa melihatnya kecuali dia buta,"

"Wah... apa kau baru saja mengatai pemuda itu buta?" tanya Jackson sambil menunjuk Jaebum yang terlihat hendak beranjak pergi.

Mark tidak menjawab, dia lebih memilih menikmati makan siangnya.

"Berhenti bergosip, lebih baik kita segera bergegas. Setelah ini kita harus meeting dengan para manager," ucap Yugyeom.

Yugyeom menekan tombol flush di toilet dan keluar dari bilik. Dia segera mendekat ke wastafel untuk mencuci muka. Setelah selesai pemuda itu terkejut, ternyata orang yang berdiri di sampingnya sejak tadi adalah Jaebum.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya.

Yugyeom mengangguk pelan. Dia yakin Jaebum pasti mendengar ia muntah tadi.

"Hyung sendiri?" Yugyeom bertanya balik, dia melihat wajah Jaebum yang pucat.

"Aku baik-baik saja," jawab Jaebum. Pemuda itu mencuci tangannya dan berniat keluar. "Jangan terlalu pedulikan orang lain, pedulikan saja dirimu sendiri," ucapnya sebelum pergi.

Jaebum mengucapkannya tanpa emosi. Tapi entah mengapa itu menyakiti hati Yugyeom. Pemuda itu menunduk dan berfikir. Apa dia terlalu ikut campur urusan Jaebum?

Yugyeom menghela nafas. Pemuda itu meraih tisu untuk mengeringkan tangan dan membuangnya sebelum pergi.

Namun begitu keluar dari sana, Yugyeom terkejut melihat Jaebum pingsan tidak jauh dari sana. Yugyeom segera menghampirinya dan berusaha membangunkan pemuda itu. Tapi Jaebum diam tidak bergerak.

Yugyeom meraih ponselnya dan segera menelfon manager Jaebum.

Jaebum segera dilarikan ke rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa Jaebum pingsan karena terlalu kelelahan dan tekanan darahnya sangat rendah. Dokter menyarankan untuk dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Dia perlu banyak makan dan butuh vitamin.

Yugyeom dan manager Jaebum mengangguk mengerti. Sang dokter segera pamit meninggalkan mereka. Jaebum segera dipindahkan ke ruangan pribadi untuk menghindari media dan membuat fans khawatir.

"Maaf merepotkanmu, Gyeom" ucap sang manager yang berdiri di belakang Yugyeom. Pemuda itu duduk di samping Jaebum dan menatapnya penuh khawatir.

Yugyeom menoleh dan tersenyum, "tidak apa-apa hyung,"

"Dia terlalu memaksakan diri untuk comeback kali ini. Dia bahkan selalu melewatkan makan siangnya. Bahkan makanan yang dikirim penggemar untuknya tidak ia sentuh," ungkap sang manager.

"Kalau boleh tau, kenapa?"

"Dia tidak mengatakan apa-apa,"

"Apa dia membuangnya?" Yugyeom bertanya khawatir.

Sang manager menggeleng, "dia membiarkan yang lain memakannya. Tapi hari ini, dia ingin lain kali kami harus berterimakasih pada si pengirim,"

Yugyeom menoleh pada Jaebum. Hatinya sedikit menghangat mendengar itu. Dia yakin, Jaebum tau siapa yang mengirimkan semua makanan itu padanya.

"Jika kau lelah, kau bisa pulang sekarang. Aku yang akan menjaganya disini."

Yugyeom menggeleng, "Tidak apa-apa. Besok aku libur, aku akan menemaninya," Yugyeom menoleh pada sang manager. "Hyung yang terlihat lelah. Sebaiknya kau pulang dan istirahat. Istrimu pasti khawatir,"

"Kau yakin?" tanya sang manager ragu.

Yugyeom mengangguk.

"Mohon bantuannya," ucap sang manager, "Aku pulang dulu, jika terjadi sesuatu segera hubungi aku,"

"Aku mengerti,"

Sang manager keluar dari ruang rawat dan pulang.

Yugyeom kembali menatap Jaebum. Pemuda itu mengusap surai hitam Jaebum.

"Beristirahatlah dengan baik hyung, kau sudah bekerja keras," bisiknya.

Yugyeom menggenggam tangan Jaebum sampai ia tidak sadar dan tidur sambil duduk di kursi. Kepalanya ada di sisi Jaebum dengan tangan yang terus ia genggam.

Baby?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang