30. Never Ever

2.2K 196 0
                                    

   
    
"Duduk dulu, aku ingin bicara," Jaebum menahan Yugyeom yang berniat langsung ke kamar.

"Aku mau mandi dulu hyung," Yugyeom melepaskan tangan Jaebum, berniat meneruskan kembali ke kamar.

Jaebum membiarkan Yugyeom pergi sambil menghela nafas. Dia menghempaskan badannya di sofa. Setelah berpikir sejenak mengenai kejadian di restoran tadi, Jaebum memutuskan untuk masuk ke kamar dan mandi.

Dia duduk di tempat tidur sambil membuka akun media sosialnya. Menunggu Yugyeom selesai sambil mencoba mencari tau apa yang sedang fans bicarakan tentangnya.

Tidak lama Yugyeom keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe. Untuk beberapa saat Jaebum hanya memandangi wajah Yugyeom yang terlihat menawan dengan rambut basah. Beberapa helai rambutnya masih meneteskan air.

Yugyeom membuka lemari dan mencari pakaian ganti.

"Mandi hyung," tegur Yugyeom yang merasa risih karena terus diperhatikan.

"Eo-eoh," Jaebum tergagap.

Ia meletakkan ponselnya begitu saja lalu beranjak ke kamar mandi. Begitu pintu tertutup, Yugyeom menoleh.

"Kenapa Jaebum hyung menatapku seperti itu? Apa aku terlihat aneh?" gumamnya.

Yugyeom pikir dia tidak menarik sama sekali. Badannya membesar, perutnya buncit. Siapa yang akan tertarik? Dia bahkan sudah berpikir untuk diet lagi setelah melahirkan.

Jaebum keluar kamar dan melihat Yugyeom sedang menonton acara teve yang dipandu Jinyoung. Pemuda itu menghampiri yang lebih muda dan duduk di sebelahnya.

"Kau sering sekali makan es krim malam-malam," komentar Jaebum.

Akhir-akhir ini Jaebum memang sering melihat Yugyeom makan es krim sambil menonton teve. Meski tidak setiap malam. Saat ini Yugyeom memegang kotak es krim dengan tiga rasa. Yugyeom hanya makan beberapa sendok, jadi ini entah sudah malam ke berapa Yugyeom memegang kotak itu.

"Hyung mau?" Yugyeom menoleh tanpa terganggu.

Ragu-ragu Jaebum mendekat dan membuka mulut. Yugyeom mengambil rasa stroberi dan menyuapkan pada Jaebum.

"Kau belum menjawab pertanyaanku," ucap Jaebum setelah menelan es krimnya.

"Geunyang," Yugyeom menjawab cuek.

Yang lebih muda kembali menyuapi Jaebum es krim.

"Memangnya tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa, kan tidak banyak. Tidak sesering itu juga,"

Jaebum mengangguk. Pemuda itu masih ingin menjelaskan kejadian tadi tapi tidak tau bagaimana memulainya.

"Ekhm, Gyeom. Aku..."

"Iya hyung, aku mendengarkan," Yugyeom memotong Jaebum tanpa menoleh. Kini ia menyuapkan es krim untuknya sendiri.

"Mengenai yang tadi sore, itu aku tidak tau akan bertemu Jiyeon disana. Aku sudah bilang kan jika aku tidak tau itu restoran milik keluarganya?"

Yugyeom menoleh, "Memang hyung bertemu dia dimana sebelumnya?"

"Saat aku kembali ke Jepang pagi-pagi waktu itu, aku bertemu dengannya di bandara. Dia hendak kembali ke Korea. Kami memang berbicara sejenak,"

"Membicarakan apa?"

"Dia minta maaf atas semuanya. Setelah kejadian itu, dia berhenti dengan karirnya dan memilih untuk menenangkan diri di Jepang. Hari saat kami bertemu, itu adalah hari dimana ia berniat kembali ke Korea setelah berbulan-bulan di Jepang,"

"Lalu menyarankan makan di restorannya?"

"Ya... dia bilang jika aku punya waktu luang untuk sesekali mencoba restoran itu,"

"Dan mengajak ku sebagai alasan? Hyung ingin pamer restoran rekomendasi mantan?"

"Bukan begitu Gyeom. Aku sudah lama ingin mengajakmu makan berdua. Tapi tidak tau dimana. Tempat yang sering kita datangi suasananya tidak mendukung,"

Yugyeom balik menghadap teve lagi. Dia tidak berkomentar apa-apa. Hanya kembali menyuapkan es krim ke mulutnya.

"Gyeom, jangan marah. Aku benar-benar tidak tau akan seperti ini,"

"Kalau begitu kenapa hyung tidak bilang dari awal jika dia yang merekomendasikan restorannya?"

"Karena kau pasti tidak akan mau,"

"Memang aku punya hak untuk melarang hyung pergi kemana?"

"Gyeom, sekali ini saja. Lain kali jika terjadi hal seperti ini aku akan memberitahu mu. Jika aku bertemu orang-orang selain teman kita aku akan mengatakan semuanya padamu,"

"Aish, bukan begitu hyung!" Yugyeom menoleh pada Jaebum dengan kesal.

"Lalu apa?"

"Jika aku meminta apa hyung bisa melakukannya?"

"Aku usahakan,"

"Usahakan jangan pernah bertemu dia lagi hyung,"

Jaebum mengangguk ragu. Dia tidak bisa berjanji tapi dia akan berusaha menghindari tempat-tempat yang biasa di datangi gadis itu.

"Aku mengantuk hyung, mau tidur. Kalau masih mau, habiskan saja," Yugyeom beranjak dari sofa sambil menyerahkan kotak es krim dan sendoknya pada Jaebum.

Jaebum menerima kotak es krim dan menghela nafas berat. Yugyeom masih marah. Akhirnya Jaebum menutup kotak es krim dan mematikan teve. Ia meletakkan es krim ke dalam kulkas dan menyusul Yugyeom ke kamar.

Jaebum melihat Yugyeom berbaring memunggunginya. Yang lebih tua segera naik ke tempat tidur dan berbaring di belakang Yugyeom. Tangannya melingkar di pinggang yang lebih muda.

"Maafkan aku Gyeom, selamat tidur," bisiknya lembut.

   
    
    

#20200505

    

Baby?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang