1. 01.31 am

12.1K 650 13
                                    

Yugyeom duduk sambil memandangi stik kecil di tangannya selama beberapa saat. Berharap garis yang ada disana akan berubah. Lalu ia tersadar dan airmata mulai menuruni pipinya.

Dua garis merah.

Positif.

Dia hamil.

Yugyeom segera menghapus airmatanya dengan kasar. Dia segera membuang stik yang ada di tangannya beserta dua stik lainnya yang tergeletak di lantai ke tempat sampah. Ketiganya menunjukkan hasil yang sama, dua garis merah. Jadi test pack itu tidak mungkin rusak.

Pemuda itu berjalan menuju wastafel dan mencuci muka. Dia membersihkan kaca di depannya dan memandangi wajahnya sendiri. Merasa iba pada wajah itu.

Kehamilan ini bukanlah apa yang ia inginkan sekarang. Itu sebuah ketidaksengajaan. Itu hanyalah sebuah kesalahan satu malam yang terjadi tiga minggu yang lalu.

Dia memang sudah menikah, hampir selama satu tahun. Yugyeom menikah dengan sahabatnya sendiri, atau lebih tepat seniornya di tempat kerja. Dulu mereka sangat dekat, sudah seperti kakak-beradik. Tapi setelah menikah, mereka seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal.

Mereka menikah karena alasan klasik. Perjodohan. Kakek mereka telah berjanji di masa lampau akan menjodohkan keturunan mereka. Karena mereka sama-sama memiliki seorang anak dominan, perjodohan itu tidak dapat terjadi. Mereka lalu memutuskan untuk menjodohkan cucu mereka.

Suami Yugyeom adalah anak tunggal. Sedangkan Yugyeom adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Suami dan kakaknya adalah seorang dominan. Dan saat mengetahui Yugyeom adalah seorang carier, mereka sepakat untuk menikahkan keduanya.

Mereka berusaha menolak dengan berbagai alasan. Tapi kakek suami Yugyeom saat itu sedang sakit keras. Sedangkan pernikahan mereka adalah permintaan terakhirnya. Dengan berat hati akhirnya mereka setuju.

Namun suami Yugyeom mengajukan beberapa syarat untuk dipenuhi. Dia tidak ingin mereka tinggal bersama dan ikut campur urusan pribadi masing-masing. Orang tua mereka jelas menolak. Dengan alasan kontrak kerja, akhirnya mereka setuju. Mereka tidak tau, jika alasan sebenarnya adalah suami Yugyeom memiliki seorang kekasih yang dikencaninya diam-diam selama beberapa tahun.

Pernikahan diadakan sederhana di aula rumah sakit tempat kakek suami Yugyeom di rawat. Pernikahan hanya dihadiri keluarga sebagai saksi, seorang pendeta, dan dokter yang merawat sang kakek. Pernikahan mereka hanyalah status, mereka bahkan tidak mendaftarkan pernikahan itu pada kantor pemerintahan.

Yugyeom tidak ingin membuat suaminya marah dan memperparah hubungan buruk mereka. Dia menyetujui semua yang suaminya inginkan. Tapi sebagai gantinya, Yugyeom meminta satu hal. Dia ingin diberikan akses ke rumah suaminya setiap akhir pekan.

Yugyeom tidak ingin dibilang tidak tau diri. Jadi setidaknya setiap akhir pekan dia akan datang ke rumah suaminya dan beres-beres. Seperti yang sedang ia lakukan saat ini.

Yugyeom kembali membasuh wajahnya sebelum keluar dari kamar mandi.

Pemuda itu duduk di ruang tengah sambil menatap ke sekeliling. Dia ingin memastikan semua sudah beres dan rapi sebelum pulang. Lalu tatapannya terhenti pada sebuah foto yang terpajang di dekat teve.

Bukan, itu bukan foto pernikahan mereka. Itu adalah foto suaminya dan sang pacar. Mereka bekerja di bidang industri hiburan. Suaminya merupakan seorang solois yang juga memproduksi lagu-lagunya sendiri. Dan pacarnya merupakan seorang aktris cantik. Mereka pernah terlibat dalam sebuah drama dan saling jatuh cinta. Mereka berkencan setelah drama berakhir dan terus berlanjut hingga sekarang. Tidak banyak yang tau mengenai hubungan mereka. Berita kencan seorang aktris cantik dan solois terkenal bisa sangat menggemparkan jika sampai tercium media.

Dan tiga minggu yang lalu, suaminya tiba-tiba pulang dalam keadaan mabuk pukul 01.31 pagi. Pemuda itu terus meracau tidak jelas, tapi satu hal yang dia tau. Pacar suaminya telah berselingkuh lagi.

Saat itu Yugyeom sedang membantunya untuk beristirahat di kamar saat sang suami menariknya dengan kencang dan menjatuhkannya ke tempat tidur.

Untuk pertama kalinya, sang suami mengajak ia bercinta. Yugyeom yang tau suaminya mungkin kehilangan setengah kesadarannya pun menolak. Dia tidak ingin disalahkan setelahnya. Tapi suaminya justru marah.

"Kau menolakku?! Apa ini yang seharusnya kau lakukan pada suamimu??"

"Hyung, kau sedang mabuk. Aku tidak ingin kau menyesalinya nanti,"

"Aku sadar atas apa yang aku katakan Kim Yugyeom! Apa kau juga berniat untuk menghianatiku seperti wanita itu?! Kau pasti dalam hati sedang menertawakan kebodohanku kan?!"

"Tidak hyung, aku tidak pernah berpikir begitu,"

"Kalau begitu kenapa kau menolakku? Kau istriku! Seharusnya kau melayani suamimu, bukankah ini yang kau inginkan? Pernikahan yang sesungguhnya?!"

"Tapi tidak begini hyung. Aku ingin kita memulai semuanya dari awal dengan baik-baik. Dalam keadaan sadar,"

"Sudah berapa kali aku katakan bahwa aku menyadari semuanya?! Persetan dengan semua omong kosong itu! Sekarang aku menginginkanmu dan kau tidak boleh menolak!" ucap sang suami sambil mencium Yugyeom dengan kasar dan memaksa melucuti pakaiannya.

Yugyeom menghela nafas panjang setelah mengingat kejadian itu. Tidak ingin lama-lama mengingat betapa nelangsa dirinya, Yugyeom memutuskan untuk pergi. Sebentar lagi suaminya akan pulang, dia tidak ingin bertemu disana dan melakukan perang dingin secara langsung. Pemuda itu meraih jaket dan tasnya di sofa sebelum kaluar dari sana.

Baby?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang