44.2

1.9K 152 15
                                    

 Crash & Burn pt. 2
   
       
        
    
     
     
     
        


       
Yugyeom baru saja membuka pintu saat ia melihat Jaebum berdiri mematung menatapnya. Tangan kirinya memegang ponsel yang berada tidak jauh dari telinga.

"Oh, kau sudah pulang hyung?" sapa Yugyeom sambil melepas sepatunya.

Yugyeom memakai sandalnya dan berjalan mendekati Jaebum. Tak disangka, yang lebih tua langsung mendekat dan memeluk Yugyeom.

"Syukurlah kau baik-baik saja," Jaebum menghembuskan nafas lega.

Yugyeom hanya terdiam, dia membiarkan Jaebum menenangkan dirinya dulu.

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Yugyeom kemudian.

Jaebum segera melepaskan pelukannya dan mengeluarkan isi pikirannya.

"Kau dari mana saja?? Kenapa kau tidak mengangkat telfonku? Kau pikir aku tidak khawatir kau pergi dan langsung menghilang begitu saja?!" Jaebum terlihat berusaha mengendalikan emosinya sambil memegang kedua lengan Yugyeom.

"Ohh," Yugyeom menjawab singkat sebelum memgeluarkan ponsel dari saku jaket dan menunjukkannya pada Jaebum. "Aku lupa, ponselku mati,"

"Gyeom, kau membuatku sangat khawatir," ucap Jaebum lirih.

"Maaf,"

"Kau tadi pergi kemana? Kenapa tidak langsung pulang?"

"Tadi tiba-tiba aku ingin ice choco, jadi aku mampir dan membelinya," jawab Yugyeom santai sambil berjalan ke arah sofa yang ada di depan teve.

Pemuda itu meminum ice choconya dengan santai di depan Jaebum. Seolah beberapa waktu yang lalu Jaebum tidak mengecewakannya dan membuatnya menangis.

Jaebum duduk di sebelah Yugyeom lalu menyandarkan punggungnya disana. Pemuda itu menutup mata dan menghembuskan nafas berat.

"Hanya gara-gara ice choco aku hampir melaporkan pada polisi ada orang hilang," gumamnya.

Yugyeom tersenyum, ia meraih ponsel suaminya dan melihat riwayat panggilan. Ternyata suaminya benar-benar menelfon polisi. Tapi sepertinya panggilan di akhiri sebelum mereka menjawab. Pemuda itu tertawa kecil, menurutnya ini lucu.

"Mau hyung? Ini enak lho," ucap Yugyeom sambil menyodorkan ice choconya pada Jaebum.

Jaebum membuka mata dan melirik kesal pada Yugyeom sebelum mendekat dan meminumnya. Lumayan juga, minuman itu bisa sedikit mendinginkannya.

"Lain kali aku akan beli dua," ucap Yugyeom kemudian, ia kembali meminum ice choco-nya.

"Tidak ada dua untuk lain kali seperti ini! Yang ada, lain kali kau harus mengabari suamimu kau mau pergi kemana! Kau membuatku khawatir," Jaebum kembali menaikan nada suaranya karena kesal pada sikap Yugyeom yang bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

"Baiklah, baiklah, tidak akan ku ulangi lagi," Yugyeom tersenyum pada Jaebum, pemuda itu lalu meletakkan ice choco-nya di meja.

Yang lebih tua menghembuskan nafas lega sebelum mendekat dan memeluk lengan kanan Yugyeom.

"Aku ingin minta maaf untuk kejadian di restoran tadi. Maaf sudah membuatmu menangis," Jaebum berkata lirih.

"Aku benci mengakui ini, tapi ini semua efek hormon. Aku biasanya tidak menangis semudah ini, tapi sekarang aku jadi lebih sensitif sejak hamil," Yugyeom menghembuskan nafas sebal. "Dan aku tidak mengerti kenapa hyung membelanya? Aku kecewa padamu, harusnya kau membelaku hyung..." Yugyeom menatap wajah suaminya sambil sedikit merengek.

Baby?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang