19. So Lucky

3.4K 283 0
                                    




"Yugyeom, ini apa?" tanya seorang seniornya sambil menunjukan unggahan Yugyeom di ponselnya.

"Ah, itu hasil usg kemarin,"

"Pantas saja kau sering pingsan. Selamat ya,"

Yugyeom mengangguk.

"Ini kembar?" senior Yugyeom masih memperhatikan foto itu.

"Ne..."

"Suami mu pasti senang. Kalian menikah sudah cukup lama,"

Yugyeom tersenyum. Dia senang orang-orang memberikan respon yang positif padanya. Selama ini dia mungkin terlalu berlebihan dengan memikirkan hal-hal negatif.

"Ngomong-ngomong, kau tidak pernah membicarakan tentang suami mu," ucap senior Yugyeom sambil meletakkan ponselnya.

Pria itu menoleh pada Yugyeom yang duduk di sebelah. Yugyeom terdiam. Dia bingung juga mau jawab apa.

"Karena tidak ada yang menanyakannya," jawab Yugyeom sekenanya.

"Kalau begitu aku yang akan bertanya. Suami mu bekerja dimana? Atau ada di bidang apa?"

"Hm... dia bekerja di bidang seni," Yugyeom menjawab ambigu.

"Dia pelukis? Apa dia punya galeri pribadi?"

"Suami ku sering mengunjungi beberapa galeri, tapi dia tidak punya galeri sendiri. Dia hanya punya studio pribadi di rumah," Yugyeom menjawab sambil berpikir.

"Maaf Gyeom, kalian seperti menyembunyikan pernikahan ini. Apa aku salah?"

Yugyeom tersenyum, "Seonbae tidak salah. Memang seperti itu. Aku tidak ingin sombong, tapi suami ku sangat terkenal. Dia punya banyak penggemar. Jadi ada beberapa kendala bagi kami untuk mempublikasikan hubungan ini,"

"Sepertinya kau sangat beruntung," senior Yugyeom tampak senang mendengar cerita pemuda itu. "Katakan, apakah suami mu setara dengan Choi Jeongmoon? Ah, tidak. Il Lee?"

Yugyeom tertawa kecil. "Tidak juga. Dia masih muda dan tentu masih jauh di bawah mereka,"

"Sshh... Aku jadi semakin penasaran. Muda dan terkenal...." gumam senior Yugyeom sambil mengusap dagunya.

Yugyeom melihat jam di pergelangan tangannya. Dia harus pergi ke pelatihan berikutnya.

"Seonbae, aku harus pergi ke pelatihan berikutnya," Yugyeom menata buku catatan yang akan dia bawa.

"Oh, gurae,"

"Aku pergi dulu," Yugyeom membungkuk pada seniornya. Pemuda itu lalu keluar dari ruangan palatih.

"Muda dan terkenal... Sepertinya tidak banyak pelukis yang seperti itu. Yang ada sekarang justru banyak seniman musik. Tunggu, apa aku salah? Yugyeom tidak bilang suaminya pelukis. Dia hanya bilang suaminya punya studio pribadi di rumah. Bodoh. Studio bisa bermakna banyak. Apa suaminya seorang penari juga?" senior Yugyeom berpikir dan bicara sendiri setelah Yugyeom pergi. Dia menatap pintu tertutup itu curiga.

Tidak lama Jackson datang. Dia mengangguk sopan pada seniornya lalu duduk di mejanya.

"Hei, Wang Jackson!" panggil sang senior.

Jackson langsung berdiri, "Ne!"

"Apa suami Yugyeom seorang koreografer?"

"Ne?!" Jackson terkejut. "Ee... amado," Pemuda itu buru-buru menambahkan dan menjawab ambigu.

"Bukankah dua hari lagi kalian akan melakukan comeback stage? Kenapa ada di agensi?" Yugyeom merasa heran pada dua sahabatnya.

"Kami merindukanmu," Youngjae berkata terang-terangan.

"Trima kasih hyung," Yugyeom tersenyum singkat dan Youngjae tertawa.

"Tapi kami memang merindukanmu," timpal Bambam.

"Wah, aku terharu Bam," Yugyeom mendrama.

Bambam meliriknya sebal.

"Maaf tidak bisa menjengukmu kemarin,"

"Santai saja hyung, yang penting sekarang aku sudah sehat,"

"Kau jadi sering sakit akhir-akhir ini,"

"Mau ku beritahu rahasia tidak Bam?"

"Apa?" Bambam bertanya tidak peduli sambil menyantap makan siangnya.

Yugyeom membisikan sesuatu di telinga Bambam sehingga membuat pemuda itu terkejut.

"Kau serius?"

Yugyeom mengangguk sambil tersenyum.

"Wae? Wae?" Youngjae ikut penasaran.

"Dia bilang dia hamil hyung," Bambam berkata lirih.

"Wah, serius? Selamat ya!" Youngjae tertawa sambil menepuk dada Yugyeom.

"Aduh, jangan ditepuk hyung. Sakit," Yugyeom mengusap dadanya.

"Maaf, maaf. Apa dada mu jadi sensitif juga?"

Yugyeom mengangguk sambil sedikit cemberut.

"Mungkin dia sedang mempersiapkan asi," Bambam berkata asal.

"Dada ku juga sedikit bengkak,"

"Wah, aku masih belum bisa membayangkan Yugyeom punya anak," Youngjae tertawa kecil.

"Aku kan sudah besar hyung, sudah bisa punya anak,"

"Tapi tingkahmu begini itu tidak meyakinkan Gyeom,"

"Mending aku hyung, daripada Bambam!"

"Kenapa aku dibawa-bawa?" Bambam tidak terima.

"Kalian sama saja," Youngjae terkekeh.

"Ah, sudah lupakan. Besok kau akan ke premier kami kan? Besok ku kasih tiket," Bambam mengalihkan pembicaraan.

"Oke, aku akan datang,"

"Datang dengan siapa? Biar ku siapkan tiketnya sekalian nanti,"

"Dengan suami ku hyung, tapi kami tidak datang bersama. Jadi satu tiket saja,"

"Kenapa?"

"Geunyang. Besok aku jelaskan setelah kalian selesai perform," Yugyeom tersenyum.

"Kau ini diam-diam punya banyak rahasia ya?" komentar Youngjae.

"Hehe..."

Mereka lalu melanjutkan sesi makan siang itu. Setelah selesai, Yugyeom langsung kembali untuk mengecek kemajuan para trainee. Sedangkan Bambam dan Youngjae pergi untuk melakukan rehearsal. Mereka ingin penampilan terbaik untuk comeback kali ini.

Yugyeom menyiapkan makan malam untuk ia dan Jaebum. Karena sekarang ia mulai resmi tinggal di rumah itu. Tidak lama Jaebum datang dan menarik kursi.

"Hyung, besok aku ingin datang ke premier TaeHan. Apa hyung datang juga?" tanya Yugyeom sambil menuangkan air putih. Ia lalu duduk di depan Jaebum.

"Iya, tadi Youngjae memberikan tiket padaku,"

"Sebenarnya aku berencana mengatakan hubungan kita pada mereka setelah mereka selesai perform. Apa boleh?"

Jaebum mengangguk, "Nanti kita ke ruangan mereka bersama,"

Yugyeom tersenyum. Mereka lalu mulai makan sambil diselingi percakapan mengenai pekerjaan.







#20200416






Maaf saya ga bisa rajin update kayak minggu kemarin, karena sempet masuk kerja juga (walaupun off lagi) 😪 tapi selama libur bakal diusahain rajin update, 👍
Trima kasih sudah membaca 💚 silakan tinggalkan jejak 🌠

Baby?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang