36. Drunk

2.3K 177 8
                                    



"Untunglah semuanya baik, hanya saja tingkat stress mu lebih tinggi, Yugyeom-ssi," ucap dokter Hong.

Yugyeom mengangguk. "Apa itu yang menyebabkan perut saya sakit kemarin?"

"Tentu, karena tingkat stress meningkat sehingga berimbas pada kandungan anda. Sehingga anda mengalami kontraksi palsu,"

"Apa itu berbahaya?" tanya Jaebum.

"Sebenarnya tidak jika masih dalam tahap wajar. Jika terlalu sering, sebaiknya segera periksa kan ke dokter,"

Keduanya mengangguk.

"Yugyeom-ssi, anda masih bekerja?"

"Iya dokter,"

"Kalau saya boleh menyarankan, sebaiknya anda mengambil cuti sedikit lebih awal. Karena ini kehamilan kembar, sering kali mereka lahir lebih awal dari HPL. Untuk berjaga-jaga sebaiknya anda sudah cuti jika terjadi kelahiran awal,"

"Baik dokter. Tapi bagaimana caranya membedakan antara kontraksi palsu dan yang asli?" tanya Yugyeom.

"Perbedaannya adalah kontraksi palsu, mempunyai jeda waktu antar kontraksi yang tidak teratur. Sedangkan pada kontraksi persalinan mempunyai pola kontraksi yang teratur. Misal setiap 5 atau 10 menit, dan sebagainya. Anda dapat mengetahuinya bila memperhatikan jeda waktunya. Selain itu kontraksi palsu juga tidak disertai keluarnya cairan ketuban, lendir atau darah. Jadi saya sarankan, apabila mengalami hal-hal yang mengarah pada kontraksi persalinan, segera periksakan ke dokter,"

"Trima kasih atas penjelasannya, dokter,"

"Kalau begitu kami permisi," pamit Jaebum.

Dokter Hong tersenyum, mereka lalu keluar dari ruangan itu.

Yugyeom melepaskan syal dan jaket yang ia pakai di sofa. Pemuda itu hanya menyisakan kemeja lengan panjangnya. Dia duduk disana dan menghela nafas. Perutnya terasa semakin berat. Pemuda itu menunduk dan mengusapnya lembut.

"Kalian sedang apa di dalam? Sepertinya tenang sekali," gumamnya saat merasakan pergerakan halus mereka.

Tidak lama Jaebum mendekat dan membawa segelas air putih. Ia duduk di samping Yugyeom.

"Minum dulu," ucapnya sambil mengulurkan gelas itu.

Yugyeom menerimanya dan meminum isinya hingga tandas. Jujur, ia memang haus. Pemuda itu lalu meletakkan gelas yang sudah kosong pada meja di depannya.

"Aaa.... " Jaebum menyuapkan jeruk pada Yugyeom.

Yugyeom membuka mulut dan mulai merasakan rasa manis dan asam jeruk itu.

"Hyung benar tidak apa-apa cuti hari ini?"

"Tenang saja, semua persiapan untuk comeback sudah selesai. Hanya perlu latihan untuk showcase besok," jawab Jaebum sambil menyuapkan jeruk untuknya sendiri.

"Kau pasti lelah hyung," Yugyeom merasa kasihan.

"Tidak apa-apa, aku suda terbiasa. Lagipula aku sendiri yang memilih menjadi idol," jawab Jaebum sambil tersenyum. Ia kembali menyuapi Yugyeom.

"Hyung, jika merasa ada beban pikiran katakan saja padaku. Jangan sering-sering minum, itu tidak akan menyelesaikan masalah," Yugyeom meraih tangan suaminya untuk ia genggam.

"H-hei... kau ini bicara apa," Jaebum sedikit tergagap.

"Ku mohon kali ini berjanjilah padaku hyung. Aku selalu ada disini dan akan selalu mendengarkan keluh kesahmu. Kita selesaikan semua masalah yang terjadi bersama-sama. Jangan kau simpan sendiri, jika itu berat katakan saja. Bahkan jika itu tentang pernikahan kita, kau boleh mengatakannya padaku hyung. Bukankah dalam pernikahan kita harus saling mengerti dan saling memahami?"

Baby?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang