07. Tunangan?

24 2 0
                                    

Selamat membaca🤗❣️
Semoga suka, ya!

🖤*****>_<*****🖤

Raka memejamkan kedua matanya beberapa detik. Lalu, membukanya. Ia bertanya, "Lo mau pindah ke sekolah mana?"

"Lo gak usah tau," jawab Disya dingin.

"Lo juga, jangan ganggu hidup gue lagi. Anggap aja, kita gak pernah ketemu. Lupain obrolan kita," lanjutnya. Kemudian, melangkahkan kakinya pergi dari hadapan Raka tanpa pamit.

"Kenapa?" gumamnya setelah menghembuskan napas panjangnya. Ia menatap punggung Disya yang mulai menjauh dari pandangannya. Tatapannya menyiratkan kesedihan. Mulai detik ini, Raka akan menuruti semua keinginan Disya.

Gadis bertubuh tinggi dengan rambut sebahu itu, berdiri di depan mobil Kayla yang hendak mengendarainya. Kayla mengerutkan keningnya, tanpa mengucapkan se kata pun. Ia keluar dari dalam mobilnya.

"Ada apa?" tanya Kayla bingung.

"Tolong tetap rawat adik tiri gue dengan baik. Suatu saat nanti, gue akan bawa dia pergi," jawab Disya langsung ke inti.

Kayla mengangguk paham. "Tentu. Orang tua gue, rawat dia dengan baik. Tapi, lo gak bisa bawa dia pergi. Gue tarik ucapan gue saat itu, kata orang tua gue, lo gak boleh ketemu dia, meski sebentar saja," jelasnya. Ia ingat jelas kata-kata yang dikeluarkan oleh mulut orang tuanya.

"Kenapa seperti itu? Gue berhak ketemu dia. Gue sama dia, satu ibu. Seharusnya, gue sama dia sering bertemu, bukan malah dilarang," kata Disya merasa tidak mengerti.

"Turuti aja. Kalo lo gak terima, orang tua gue gak tinggal diam," tegas Kayla membuat Disya semakin mengerutkan keningnya.

Disya tersenyum sinis. Ia membalas, "Jangan-jangan, waktu itu, lo bohongin gue? Ibu gue gak selingkuh, apalagi punya anak. Lo bilang itu, biar gue keluar dari sekolah. Iya, 'kan?" Setelah menebak, dia juga menuduh.

Kayla berdecak dengan senyum sinisnya. "Bagus banget khayalan lo. Lo pantes jadi penulis. Gue gak pernah bohong soal masalah penting. Ibu lo pacaran sama ayah gue, sampai punya anak. Lo pasti penasaran, gimana gue bisa tau kalo dia itu ibu lo. Perlu gue jawab?"

"Jawab." Singkat, tapi penuh penegasan.

Kayla mengangguk paham. "Ibu lo deketin gue, biar gue restuin hubungannya dengan ayah gue. Dia cerita soal lo, dan kakak lo. Gue bisa tau karena ibu lo itu bilang nama lengkap anak-anaknya dan di mana sekolahnya. Gue awalnya gak percaya, tapi, gue harus percaya karena ibu lo nunjukin foto lo." Ia menjelaskan tanpa kebohongan.

"Apa kata lo? Kapan ibu gue bilang itu semua?" tanya Disya penasaran.

"Lima bulan sebelum adik tiri kita lahir. Ibu lo ingin gue nerima dia sebagai ibu tiri, tapi, gue gak mau. Dan gak ada yang tau, kalo dia meninggal setelah melahirkan," jelas Kayla masih menggunakan nada penuh penekanan, dan tatapan tajam.

Disya terkejut. Pantas saja, ibunya jarang pulang ke rumah. Jika pulang, hanya membawa pakaian dan kembali pergi lagi. Seolah-olah, tidak menganggap Disya yang ada di rumah. Dari smp, ia memang sudah terbiasa tinggal seorang diri. Soal masalah uang, dirinya tidak perlu mencemaskannya. Kakek dan neneknya selalu mengirimnya uang dalam jumlah banyak. Ia bahkan tidak tau jika ibunya sudah meninggal usai melahirkan adik tirinya.

"Gak mungkin kalo lo gak tau?" tebak Kayla melihat reaksi Disya yang tidak sesuai ekspektasinya.

Disya menganggukkan kepalanya. "Gue beneran gak tau. Ibu gue jarang pulang ke rumah. Gue bahkan gak tau ke mana dia selalu pergi. Gue kaget banget denger ibu gue selingkuh sama ayah lo, apalagi sampai punya anak. Gue juga gak percaya kalo ibu gue udah meninggal," jelasnya jujur dengan nada lirih. Kedua matanya memerah, sedikit berkaca-kaca.

Everything is Revealed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang