Selamat membaca!
Semoga belum bosan sampai tamat!😍💞🖤*****>_<*****🖤
"Menurut kakak, siapa pelakunya?" Pertanyaan itu, membuat suasana berubah menjadi hening. Kompak, mereka menatap Arden dengan tatapan berbeda-beda.
Nindi bingung, Tasha dan Nizar terlihat terkejut, terakhir Disya yang tersenyum tipis. Arden menghela napas pelan, menunggu balasan sang kakak mengenai pertanyaannya.
"Kok kamu malah nanya? Kamu juga kan tau siapa pelakunya," balas Nindi tersenyum hangat seperti biasanya. Meski, alisnya sedikit terangkat.
"Kakak yakin pelaku yang sebenarnya itu, Bang Rizal?"
Lagi, Nindi merasa tidak percaya sekaligus tidak mengerti dengan pertanyaan Arden. Tanpa Nindi tau, Nizar menggigit bibir bawahnya, ia memang gugup, tapi berusaha untuk menutupinya. Begitu juga Tasha yang sudah berkeringat dingin. Disya memilih untuk diam dan menyimak.
"Tunggu dulu deh, Ar. Kamu kok nanya itu sih? Maksudnya, kamu mau bilang apa? Langsung aja, jangan buat kakak bingung. Oke?" Nindira berbicara dengan nada lembut, senyum hangatnya masih terlihat jelas.
"Oke." Arden mengangguk cepat. Ia melirik sekilas Nizar yang bersikap santai, seolah tidak melakukan kesalahan besar. Lalu, ke arah Tasha yang menatapnya seolah berbicara, "tolong jangan mengatakannya!" Arden tersenyum sinis, dan mengabaikan.
"Selama tiga tahun ini, kakak dibohongi, dan kakak salahpaham. Orang yang membuat kakak hampir dua kali bunuh diri, bukan Bang Rizal. Melainkan, orang yang berada di samping aku ini," jelas Arden santai, tapi penuh penekanan.
Ucapannya membuat kedua bola mata Nindi membulat. Apalagi, melihat orang yang berada di samping adiknya. Tasha hanya bisa memejamkan kedua matanya selama beberapa detik. Hancur sudah harapan kakaknya untuk menikahi Nindi. Sedangkan Nizar yang menghela napas kasar, tangannya mengepal kuat.
"Arden! Jangan bercanda! Gak mungkin banget kalo Nizar adalah pelakunya!" tegas Nindi menggeleng cepat. Raut wajahnya berubah menjadi serius.
"Aku gak bercanda, Kak. Dia emang pelakunya! Dia udah jebak Bang Rizal!" Arden sama halnya menegaskan karena ucapannya memang benar.
Nindi masih tidak mempercayainya. "Jangan mentang-mentang Rizal kakaknya Disya, kamu jadi membelanya! Dan kamu malah menyalahkan orang yang tidak bersalah sedikitpun! Arden, bersikaplah dewasa! Sebentar lagi kamu lulus SMA, jangan kayak gini!" Ia memang tidak meninggikannya, tapi, ucapannya sangat menekan. Bibir yang selalu menampilkan senyum hangat itu, kini tidak terlihat lagi.
Arden pikir kakaknya akan langsung percaya. Tapi, nyatanya tidak. Apa cinta Nindira sungguh besar kepada Nizar? Sampai membelanya mati-matian. Bahkan, membuat Arden terpojokkan. Disya menepuk pelan bahu pria itu, ia juga tersenyum menyemangati.
"Kak, aku bukannya bela Bang Rizal karena kakaknya Disya. Aku juga gak nyalahin Bang Nizar. Aku cuma bilang fakta. Orang yang buat kakak hampir dua kali bunuh diri itu, Bang Nizar. Bukan Bang Rizal. Aku emang gak punya bukti, tapi, aku bisa buktiin kalo aku gak bilang omong kosong," terang Arden mencoba bersikap santai tanpa emosi atau penuh penekanan. Kedua matanya menyiratkan kejujuran, nada suaranya serius.
"Tapi, kakak tetap gak percaya. Pelakunya, Rizal, bukan Nizar. Kakak yakin. Jadi, kakak mohon, jangan nyalahin orang, apalagi, orang yang kakak sayang," timpal Nindira masih menggunakan nada suara dan raut wajah yang sama.
Arden mengusap wajahnya cepat dan cukup kasar. Ia menatap atap rumah sakit beberapa detik. Lalu, membalas, "Kak! Aku gak nyalahin orang yang kakak sayang itu! Aku cuma bilang fakta! Fakta, Kak! Fakta!" Arden sungguh geram ingin membuat kakaknya percaya. Tapi, cukup sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything is Revealed (TAMAT)
Teen FictionMenceritakan perjuangan seorang gadis delapan belas tahun untuk mencari tau masalah-masalah yang menimpa keluarganya. Namanya Nadisya Syakila, sifatnya berubah seratus persen setelah bertemu dengan pria yang diam-diam mempunyai perasaan kepadanya ta...