Selamat membaca semuanya!🤩
Semoga belum bosan.🤗💘
🖤*****>_<*****🖤
"Lama gak ketemu, Nadisya," sapa Reina seraya berdiri dan melambaikan sebelah tangannya. Senyum manisnya tercetak jelas, kemudian senyumnya berubah menjadi sinis.
Disya masih sangat shock melihat siapa yang berdiri di hadapannya itu. Ia tidak melangkah atau memundurkan kakinya. Jaraknya berdiri dengan Reina sekitar tiga meter. Disya bertanya, "Reina? Bukannya lo ud—
"Meninggal?" potongnya, "gue emang udah meninggal enam tahun yang lalu. Dan orang yang berdiri di hadapan lo ini, Reina yang baru. Bukan saudara lo lagi." Nada suaranya sangat tegas, tatapannya terlihat serius.
Disya semakin terkejut dibuatnya. "Tapi, kok bisa? Dulu, lo bunuh diri pake pisau, 'kan? Lo juga udah gak napas." Ia sungguh bingung.
"Ini maksud lo?" Reina memperlihatkan pergelangan tangannya yang memperlihatkan bekas goresan pisau.
Gadis itu mengangguk cepat.
Reina tersenyum sinis. "Raka punya dokter yang beda sama lain. Dia buat gue meninggal dalam waktu dua jam. Lo pasti gak akan percaya, tapi itu emang faktanya," jelasnya seraya berjalan santai melihat-lihat kamar Disya.
"Meninggal dua jam? Jadi, setelah itu, lo dibuat hidup lagi?" Disya menyimpulkan sendiri.
"Iya. Terus, gue sama Raka ke Jerman. Berdua. Gak ada yang tau, kecuali dia," ucap Reina tanpa menatap wajah Disya sedikitpun. Ia tengah melihat foto tiga wanita cantik yang memeluk Disya. Siapa lagi jika bukan, ibunya, Sela, dan Seli.
"Dia? Siapa?" tanya Disya ingin tau.
"Om Sean," jawab Reina jujur.
"Lo buat rencana itu sama Raka?" Masih banyak pertanyaan yang terngiang-ngiang di dalam benaknya.
"Menurut lo?" Reina membalikkan badannya saat menanyakan itu. Alisnya sedikit terangkat, menandakan bahwa dirinya bingung.
"Kenapa? Kenapa lo harus bohongin kita semua? Lo tau? Semenjak lo meninggal, ibu lo jadi sering nangis, bahkan sebentar lagi jadi gila karena kehilangan lo. Bayangin, selama enam tahun hidupnya berantakan. Setiap hari, Tante Jia ngerasa bersalah sama lo," terang Disya seraya meremas kuat gaunnya. Kedua matanya bahkan sedikit berkaca-kaca, lantaran merasa kasihan kepada Tante Jia yang dibohongi oleh Reina selama enam tahun.
Reina membulatkan kedua matanya mendengar ucapan Disya barusan. Ucapan gadis itu berbeda jauh dengan ucapan Raka. Jadi, siapa yang berkata jujur? Reina mengacak rambutnya frustasi. Ia berharap Disya yang berbohong, dan Raka yang jujur. Namun, hatinya malah yakin bahwa Raka lah yang berkata omong kosong kepadanya.
"Lo kenapa? Apa menurut lo, gue cuma asal ngomong?" Disya mengerutkan keningnya.
"Kalo lo gak percaya, ayo kita samperin Tante Jia dibawah. Penampilannya emang gak keliatan kayak orang yang mempunyai kelainan jiwa, tapi, batinnya yang tersakiti. Tante Jia pintar bersandiwara, dia gak baik-baik aja. Tapi, di depan semua orang, Tante Jia sebaliknya," sambungnya dengan nada suara yang sangat serius. Begitu juga tatapannya.
Reina menghela napas kasar seraya menundukkan kepalanya. Ia menggeleng cepat. "Gak. Gak mungkin. Ibu gue pasti sehat. Ucapan lo pasti omong kosong!" elaknya.
"Gue bilang, kalo gak percaya. Ayo kita samperin langsung!" sahut Disya berjalan cepat mendekati Reina yang berdiri di dekat lemari tempat barang-barangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything is Revealed (TAMAT)
Ficção AdolescenteMenceritakan perjuangan seorang gadis delapan belas tahun untuk mencari tau masalah-masalah yang menimpa keluarganya. Namanya Nadisya Syakila, sifatnya berubah seratus persen setelah bertemu dengan pria yang diam-diam mempunyai perasaan kepadanya ta...