37. Pilihan

15 2 0
                                    

Selamat membaca semuanya!😍

Cara penyampaiannya semoga gak buat kalian bosan.😉

Jangan lupa tinggalkan jejak, ya!😘

🖤*****>_<*****🖤

"Terus apa?" tanya Kayla membuat Arden diam, "harusnya lo jujur aja sama gue. Jangan berbelit-belit, lo cinta sama dia. Makanya, lo kayak gini. Lo lupain pertemanan kita, demi orang yang lo cintai itu."

Arden terkejut mendengar ucapan Kayla barusan. "Kay ... " panggilnya. Nada suaranya tidak percaya.

"Apa? Ucapan gue benar? Makanya, lo bingung harus balas apa?" tuduh Kayla masih menggunakan nada suara serius.

Pria itu menundukkan kepalanya. Kemudian, menghela napas panjang. "Gue emang cinta sama Disya. Tapi, gue gak pernah lupain pertemanan kita. Gue udah bilang, gue terlalu sibuk sama dia."

Kayla tersenyum sinis. "Sibuk? Emangnya lo lakuin apa aja sama Disya sampai lo jarang banget ngobrol kayak gini?" tanyanya ingin tau.

"Gue sama Disya cari tau masalah orang tuanya. Lo bisa tau ayah lo selingkuh lagi karena perjuangan gue sama Disya buat cari tau," balas Arden mulai menatap wajah Kayla dengan tatapan menyakinkan agar gadis itu percaya.

"Kenapa harus lo?" Pertanyaan tersebut membuat Arden mengerutkan keningnya.

"Maksud lo apa?"

Kayla menghela napas kasar. Ia menjawab, "Dari sekian banyaknya cowok, kenapa harus orang yang paling dekat sama gue? Kenapa gak Raka aja atau orang lain? Kenapa harus lo?" Ia juga menjelaskan. Nada suaranya terdengar sedih.

"Kay ... " Arden kembali memanggil Kayla. Mulutnya bingung harus membalas apa. Kedua matanya bisa melihat kesedihan yang terpancar di wajah Kayla.

"Apa? Lo gak bisa jawab?" tebaknya. Posisinya berubah menjadi menghadap ke arah Arden.

"Gue juga gak tau kenapa harus gue. Maafin gue, Kay. Gue malah ninggalin lo gitu aja," ungkap Arden merasa bersalah.

"Maaf? Gue gak mau permintaan maaf lo," sahut Kayla masih menatap serius Arden yang bingung.

"Terus lo mau apa? Gue mungkin bisa ngabulin permintaan lo agar lo gak kecewa lagi sama gue." Arden sungguh sudah menganggap Kayla sebagai adiknya, dan bodohnya dirinya malah meninggalkan Kayla, sampai tidak tau masalah apa yang tengah gadis itu lalui.

"Gue mau lo lupain Disya. Dan jadi teman gue kayak dulu lagi. Kita dekat sampai semua orang nganggap kalo kita itu pacaran," tutur Kayla tanpa kebohongan sedikitpun.

Arden sedikit membulatkan kedua matanya. Dengan cepat, ia menggeleng pelan. "Gak! Gue gak bisa lakuin itu, Kay!" sahutnya.

Kayla memang sudah menduganya, tapi dirinya tidak percaya dugaannya menjadi kenyataan. "Kenapa gak bisa?" Ia penasaran jawaban pria yang duduk di hadapannya itu.

"Gue gak bisa ninggalin Disya," ujar Arden dengan tatapan tidak bisa dibantah.

"Kenapa? Apa karena lo cinta sama dia?" Kayla bertanya, lalu berakhir menuduh.

"Itu alasan ketiga gue," jawab Arden seraya menghela napas pelan.

"Terus, apa alasan kesatu dan kedua?" Gadis itu mengerutkan keningnya, merasa sangat ingin tau perihal pertanyaannya kepada Arden.

"Kesatu, janji gue sama diri sendiri, dan kedua amanat dari kakaknya sebelum meninggal. Jadi, gue harus bersama Disya sampai gue mati. Gue juga lindungin dia gimanapun caranya," terang Arden masih menatap wajah Kayla yang berubah menjadi terkejut sekaligus kecewa.

Everything is Revealed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang