48. Jangan Pergi

13 2 0
                                    

Selamat membaca🤩

Semoga nyaman sama penyampaiannya!😚❣️

Jangan lupa tekan ⭐ dulu, hehe.

🖤*****>_<*****🖤

Rombongan keluarga Arden sudah sampai di depan rumah Disya. Terlihat keluarga kecil Nindira keluar dari mobil suaminya. Wanita berpenampilan khas orang kaya tersebut, membantu anak perempuannya untuk turun dari mobil. Sementara, anak keduanya digendong oleh adik iparnya. Setelah semuanya turun, Nindira mendekati gadis yang sangat cantik.

"Sini, Aunty. Arkan pasti berat, pasti lengannya pegal, 'kan? Dari rumah terus digendong," ucap Nindira seraya mengambil anaknya dari Tasha.

"Iya, hehe. Tapi aku suka, Kak." Ia memang dipanggil aunty saat anak pertama Nindira lahir. Katanya, agar anak-anak kakaknya terbiasa memanggilnya aunty.

"Kamu jadi kayak baby sister kakak deh, soalnya dari Anin lahir kamu udah bantu kakak," ucap Nindira tersenyum menatap Tasha yang hanya membalas dengan deheman kecil.

"Soalnya, anak-anak kakak lucu banget. Gak ngebosenin. Pokoknya suka." Tasha membalas ucapan Nindira setelah satu menit diam.

"Iya, iya. Nanti kamu nyusul Arden, ya. Biar punya bayi sendiri," suruh Nindira setelah mengangguk-anggukan kepalanya.

Tasha tersipu malu. "Gimana Galang aja." Ia menyiku lengan pacarnya tersebut.

"Secepatnya. Santai, Sha," sahut Galang tersenyum manis menatap Tasha yang mengiyakan.

"Usia kalian udah 24, ya?" tanya Nizar setelah mengambil tas milik istrinya tersebut.

Kejadian enam tahun yang lalu, membuat mereka tidak lagi bersama. Tapi, mungkin sudah takdir dan jodoh. Satu tahun kemudian, Nizar dan Nindira bertemu kembali di negara asing saat mereka berdua tengah bekerja. Karena sama-sama masih saling mencintai, mereka berdua pun memutuskan untuk menikah. Sampai saat ini, Nizar dan Nindira belum pernah bertengkar hebat. Rumah tangga mereka berjalan harmonis. Arden awalnya tidak setuju, namun melihat kakaknya bahagia, akhirnya ia pun merelakan mereka berdua bersama.

"Iya, Kak. Aku bulan depan 24, kalo Galang bulan kemarin," balas Tasha seraya berjalan dengan sang pacar dan kakak iparnya.

Nindira mengangguk paham. Ia menggendong Arkan yang tertidur lelap. Sedangkan Nizar yang menuntun tangan Anin, gadis kecil itu berusia empat tahun. Dan usia anak keduanya baru sembilan bulan. Tidak ada obrolan lagi, mereka berdua berjalan santai memasuki rumah Sela yang sangat besar dan luas. Disya sudah tinggal bersama Sela sejak enam tahun yang lalu. Ia juga diadopsi.

"Kamu duluan aja," ucap Tasha memberhentikan langkah kakinya.

"Loh? Kenapa?" tanya Galang bingung.

"Hp aku ketinggalan di mobil," jawab Tasha seraya membalikkan badannya dan hendak berlari.

"Aku ikut." Galang sama halnya seperti Tasha. Namun, dirinya tidak jadi.

"Gak usah. Cuma ambil hp doang kok. Kamu duluan aja. Nanti aku nyusul," ujar Tasha yakin.

"Yaudah deh. Cepat, ya!" Pemuda itu memilih untuk mengiyakan. Tasha menganggukkan kepalanya. Galang pun membalikkan badannya.

'DOR!'

"Lang ... " panggil Tasha lirih.

Galang yang masih shock mendengar tembakan, lantas menatap ke arah Tasha yang memanggil namanya. Kedua bola matanya seketika membulat sempurna. Ia berjalan cepat mendekati Tasha yang hampir jatuh ke atas rerumputan jika dirinya tidak menahan tubuhnya. Nindira dan Nizar yang hendak masuk ke dalam rumah Sela, tiba-tiba berhenti karena mendengar suara tembakan.

Everything is Revealed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang