Selamat membaca.💝
Semoga suka!
Maaf kalo cara penyampaiannya masih acak-acakan.☺🙏🏻😘
🖤*****>_<*****🖤
"KENAPA KAMU MELAKUKAN ITU, 'HAH?!" tanya Sela membentak Reina yang terkejut.
"Sa-saya sudah bilang, saya tidak sengaja," jawab Reina yang awalnya gugup, lalu yakin.
"Tidak sengaja? Saya tidak percaya. Kamu melakukan itu pasti mempunyai alasan! Katakan sekarang juga apa itu alasannya!" tekan Sela menatap penuh kebencian Reina yang ketakutan.
Jia yang melihat putrinya diperlakukan seperti itu, lantas mendekati Reina. Tangannya merangkul bahu putrinya tersebut. "Putri saya sudah bilang dia tidak sengaja! Kenapa kamu membuat Reina ketakutan? Lagipula, kejadiannya sudah terjadi. Jadi, percuma saja kamu marah seperti ini," belanya.
"Apa kata kamu barusan? Santai sekali kamu berbicara." Sela menatap tidak percaya orang yang sudah membuat rumah tangganya hancur.
"Saya hanya mengatakan fakta," balas Jia semakin merangkul bahu putrinya.
"Kamu tidak merasakan di posisi saya sekarang. Bayangkan jika Kayla adalah Reina. Apa kamu tidak akan marah seperti saya?" tanya Sela. Namun, pertanyaannya diabaikan oleh wanita itu.
"Jawab!" sambungnya menyuruh dengan nada suara yang tegas.
"Saya akan melebihi kamu. Kemarahan saya pasti akan lebih tinggi dari kamu," jelas Jia setelah membayangkannya. Hatinya tiba-tiba sesak.
"Lalu, apa yang akan kamu lakukan kepada orang yang menyebabkannya?" Sela penasaran. Begitu juga Arden dan Disya. Sedangkan Reina berharap ibunya tidak menjawabnya.
"Saya ingin dia dihukum berat," ucap Jia serius. Ia masuk ke dalam jebakan Sela, Lantaran wanita itu sangat-sangat menyayangi Reina. Dan rencana Jia berhasil.
"Contohnya?" Kini Arden yang bertanya.
"Mati."
"MA!" tegur Reina menatap ibunya dengan tatapan tidak percaya. Kedua bola matanya sangat membulat.
"Saya juga ingin menuruti Jia. Saya ingin, kamu mati seperti Kayla," ucap Sela tersenyum sinis. Hidup putrinya tidak akan lama lagi.
Reina menggeleng cepat. "Tapi, Kayla belum mati. Dia masih hidup."
"Baiklah. Kamu juga harus sekarat sepertinya," sahut Sela santai. Terlihat raut wajahnya yang berpura-pura baik-baik saja.
"Nggak, Tante. Saya gak mau," kata Reina memohon.
"Gak mau? Kenapa?" Pertanyaan dari Sela, membuat Reina diam seraya menundukkan kepalanya.
"Kalo kamu emang gak mau, kenapa kamu melakukan itu kepada Kayla tanpa memikirkan akibatnya?" Sela mengepalkan kedua tangannya menatap Reina yang seolah-olah enggan menatap wajahnya.
"Tolong maafkan saya. Saya benar-benar menyesal telah melakukan itu. Saya mohon jangan hukum saya," pinta Reina bersujud tepat di kaki Sela. Ia juga menangis kencang agar permintaannya dikabulkan.
"Ibu dan anak, sama saja. Sama-sama menghancurkan seseorang, bahkan membuat orang itu meninggal. Saya sangat membenci kalian berdua," tutur Sela menatap tajam Jia, kemudian Reina. Meskipun remaja sma itu memegang kakinya, Sela sama sekali tidak merasa kasihan.
"Bagaimana jika hukumannya yang lain saja? Saya memang mengatakannya, tapi seorang ibu pasti tidak mau melihat anaknya meninggal karena dihukum atas kesalahannya sendiri. Jadi, saya mohon, berilah hukuman lain selain meninggal." Kini Jia yang berucap. Ia tidak bersujud atau menarik putrinya agar kembali berdiri. Nada suaranya terdengar lirih, Jia berharap Sela memikirkannya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Everything is Revealed (TAMAT)
Genç KurguMenceritakan perjuangan seorang gadis delapan belas tahun untuk mencari tau masalah-masalah yang menimpa keluarganya. Namanya Nadisya Syakila, sifatnya berubah seratus persen setelah bertemu dengan pria yang diam-diam mempunyai perasaan kepadanya ta...