Happy reading!🤗
Jangan lupa tekan ⭐ dulu, hehe.
Semoga suka, ya!😍💘
🖤*****>_<*****🖤
Disya dan Arden tidak percaya mendengar ucapan Raka barusan. "Orang tuanya cerai? Sejak kapan?!" tanya pria itu dengan raut wajah shock.
"Dua hari yang lalu. Lo gak tau? Kok bisa? Bukannya kalian teman dekat?" Setelah menjawab, Raka bertanya dengan kening yang berkerut.
Mereka berdua ingat jelas kejadian dua hari yang lalu. "Jadi, orang tuanya langsung cerai setelah tau ayahnya Kayla selingkuh lagi?" Disya menyimpulkan, Arden mengangguk setuju mengenai ucapannya barusan.
"Kayla emang pernah cerita kalo ayahnya selingkuh lagi yang kedua kalinya. Makanya, orang tuanya cerai," papar Raka mengatakan yang sebenarnya, Kayla curhat kepadanya pada malam hari dua hari yang lalu.
Disya mengangguk-anggukan kepalanya paham. Ia tiba-tiba merasa bersalah, padahal dirinya tidak salah.
"Terus, gimana hubungannya sama Reina?" tanya Arden ingin tau.
"Reina? Bukannya mereka sahabatan?" Bukannya menjawab, Raka malah bertanya.
Arden menghela napas kasar. Ternyata, pria itu tidak mengetahuinya. Dan Kayla sepertinya belum siap untuk menceritakannya. "Thanks udah bilang." Tangannya menepuk cukup kasar bahu Raka. Ia pun menarik pergelangan tangan Disya, kemudian pergi dari hadapan Raka begitu saja.
"Tunggu. Gue harus ngomong berdua sama lo." Raka menyuruh Arden untuk berhenti, nadanya berubah menjadi sangat dingin. Hal itu, membuat Arden dan Disya kompak membalikkan badannya.
"Ah, tentang ayah gue, ya?" tebak Arden mulai melepaskan tangannya yang semulanya memegang pergelangan tangan Disya.
Raka berdehem cukup keras. "Disya gak boleh ikut." Kedua matanya melirik seorang gadis yang menatapnya tanpa ekspresi.
"Gue tau." Arden mengangguki perintah Raka. Pria berpakaian sedikit acak-acakan itu, berjalan pergi meninggalkannya dan Disya yang menghela napas pelan.
"Ada apa? Lo gak ngebolehin gue bicara sama Raka?" tanya Arden mengerutkan keningnya setelah mendengar helaan napas keluar dari mulut Disya.
"Enggak. Kata siapa? Gue cuma sesak aja," sahut Disya memaksakan senyum manisnya.
"Sesak kenapa?" Arden terlihat khawatir.
Disya tidak langsung menjawab. "Gue ... lapar." Senyum lebarnya tercetak jelas, tangannya juga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Arden mengangguk mengerti. "Oh, gitu. Lo gakpapa makan sendirian?" Ia kembali bertanya, seolah belum siap untuk berbicara dengan Raka, padahal, dirinya belum tau apa yang akan dikatakan oleh temannya sewaktu smpnya itu.
"Gakpapa lah. Dulu gue sering makan sendirian. Jadi, udah terbiasa," balas Disya meyakinkan Arden, "sana pergi. Kalian gak tau kan mau bicara di mana? Nah, mumpung punggung Raka masih keliatan. Lo harus cepat-cepat nyusul."
Arden mengiyakan dengan pasrah. "Kalo gitu, makan yang banyak. Jangan sampai sesak lagi. Lo punya penyakit maag yang udah lumayan akut. Jadi, jangan sering telat makan. Gue kadang lupa ingetin lo buat makan." Awalnya khawatir, lalu berakhir omelan.
Disya tersenyum mendengar ucapan Arden yang tidak sedikit. Ia suka nada cerewet pria itu.
"Jangan senyum. Sekarang, lo pergi ke kantin!" suruh Arden serius. Seperti dirinya adalah pacar Disya. Sikapnya juga kadang bak seorang abang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything is Revealed (TAMAT)
Teen FictionMenceritakan perjuangan seorang gadis delapan belas tahun untuk mencari tau masalah-masalah yang menimpa keluarganya. Namanya Nadisya Syakila, sifatnya berubah seratus persen setelah bertemu dengan pria yang diam-diam mempunyai perasaan kepadanya ta...