21. Meninggal?

22 2 0
                                    

Happy reading!
Semoga suka😘❣️
Jangan lupa tinggalkan jejak, ya!
Follow akun author juga, hehe:)

🖤*****>_<*****🖤

"Kenapa mama bertengkar hebat dengan papa?" Kini Disya yang bertanya. Raut wajahnya sangat penasaran. Jia seketika terdiam. Hal itu, membuat remaja-remaja sma tersebut, menatap Jia. Ayah Kayla, hanya bisa menyimak.

"Kenapa kamu menanyakan itu? Kamu kan anaknya, kamu pasti tau alasan mereka sering bertengkar, sampai bertengkar hebat," tutur Jia merasa tidak mengerti.

"Mereka, tidak pernah bertengkar di hadapan saya," ungkap Disya jujur.

"Apa?!" Jia sungguh terkejut.

Disya hanya bisa bergeming.

"Tapi, kamu sungguh ingin tau?" tanya Jia memastikan sekali lagi.

Gadis itu mengangguk cepat.

"Ayah kamu, berselingkuh dengan adik saya," tuturnya membuat kedua bola mata Disya membulat.

"Selingkuh? Apa? Dengan adik Anda?" ulang Disya. Takutnya dia salah mendengar.

Jia mengiyakan. "Itu alasan kenapa mereka sering bertengkar. Padahal, saya sudah berusaha membuat adik saya menjauh dari ayah kamu. Tapi, ayah kamu terlalu mencintai adik saya, sampai rela meninggalkan istri dan anak-anaknya."

Disya sungguh shock mendengar ucapan Jia barusan. "Tapi, banyak orang yang membicarakan ayah saya seorang pembunuh. Bukan, orang yang berselingkuh. Bagaimana bisa berbeda?" tanyanya bingung. Bukan hanya Arden yang mengangguki pertanyaan Disya, Kayla dan Reina juga sama halnya.

"Pembunuh? Pembunuh siapa?" Jia malah bertanya dengan alis berkerut.

"Ayahnya Raka. Raka yang bilang sendiri jika ayahnya dibunuh oleh ayahnya Disya," sahut Kayla santai. Meski tatapannya tajam.

"Raka?!" Disya sangat terkejut. Begitu juga Reina dan Arden.

Kayla mengangguk. "Gue langsung percaya. Meski gue gak cari tau lebih jauh," jelasnya berkata jujur.

"Tunggu. Kapan kejadiannya? Kenapa Bara dikatakan pembunuh? Apalagi, pembunuh ayah teman putrinya sendiri?" Jia penasaran. Ia membutuhkan penjelasan dari murid-murid sma yang duduk di hadapannya itu.

"Sekitar tujuh tahun yang lalu. Ayah saya masih di penjara. Lima tahun lagi, baru dibebaskan," tutur Disya setelah menunduk satu detik. Hatinya tiba-tiba terasa sakit.

"Apa?! Jadi, tahun 2015? Tunggu. Sepertinya kalian dibohongi," kata Jia setelah membelakakan kedua matanya.

"Dibohongi?" ucap Arden.

Jia mengiyakan. Lantas, dirinya berucap, "Waktu tahun 2016, Bara kecelakaan. Dia bawa ke Amerika Serikat untuk menjalani perobatan. Dan, tahun 2018, Bara meninggal dunia karena penyakitnya tidak kunjung sembuh, malahan semakin parah. Saya jujur, karena adik ipar sayalah yang menjaga Bara selama itu."

Mereka berempat bergeming. Terutama Disya yang sepertinya kehabisan kata-kata untuk membalas ucapan Jia. Arden yang melihatnya, lantas menepuk pelan bahu Disya. Gadis itu pun menoleh, Arden tersenyum menyemangati. Disya lantas menatap ke arah lain, ia pun mengangguk tanpa melihat wajah Arden sedikitpun.

"Jadi, ayahnya Disya sudah meninggal?" Kayla memastikan. Raut wajahnya masih serius.

"Ya. Besok, adalah peringatan empat tahun kematiannya. Untungnya, saya mengatakannya. Jika tidak, kamu mungkin akan semakin terlambat mengetahuinya," ujar Jia. Netranya menatap Kayla, kemudian ke arah Disya yang mengangguk pelan.

Everything is Revealed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang