Selamat membaca!
Semoga suka.😘🖤
Jangan lupa tinggalin jejak, ya!🖤*****>_<*****🖤
"Abang tau siapa pelaku sebenarnya?" tanya Arden menatap Rizal dengan tatapan penasaran.
Rizal bergeming beberapa detik. Ia terlihat ragu untuk menjawab pertanyaan pria yang berpakaian rapi tersebut.
"Tolong jawab, Kak," desak Disya memohon.
"Baiklah kalo itu keinginan kalian untuk mengetahuinya," ujar Rizal, "pelaku sebenarnya, adalah ... pacar kakak kamu sekarang."
Kelanjutan ucapan Rizal, membuat Arden membuka mulutnya saking terkejutnya. Disya juga sama halnya, tapi, ia tidak pernah melihat wajah pacar Nindira. Berbeda dengan Arden yang sering bertemu dengan pria yang berniat menikahi kakaknya tahun depan itu.
"Maksud abang, Bang Nizar?" terang Arden memperjelas.
Rizal berdehem menanggapinya.
"Tapi, Kak Nindi bilang, pelakunya memakai hoodie pemberiannya kepada abang. Katanya, satu-satunya di negara ini. Apalagi, ada ciri khasnya. Kalo benar Bang Nizar pelakunya, kok bisa hoodie milik abang dipakai olehnya?" tutur Arden mengeluarkan apa yang tengah dipikirkannya sekarang.
"Kalian pasti gak tau. Abang berteman dekat dengan Nizar," jelas Rizal, "yang kamu pikirkan sekarang, itulah jawabannya." Ia seolah-olah mengetahuinya.
"Apa?!" Arden sempat terkejut. Kemudian, kepalanya dianggukkan. "Bang Nizar mencuri hoodienya dan menjebak abang?" Arden hanya ingin memastikan sekali lagi. Takutnya, ia salah berpikir.
"Kamu benar. Dia melakukannya karena ingin abang berjauhan dengan Nindira, agar dia bisa memacari kakak kamu itu," papar Rizal seraya menghela napas kasar.
Disya sungguh merasa tidak percaya mendengar ucapan kakaknya barusan. Jadi, dia bukan pelakunya? Melainkan dijebak? Disya merasa bersalah telah berburuk sangka kepada Rizal.
"Pantesan sampai sekarang aku belum menerimanya sebagai pacar Kak Nindi. Ternyata, dia orang yang hampir membuat kakak aku meninggal karena trauma," lontar Arden. Ia menundukkan kepalanya dengan kedua tangan yang saling bergenggaman.
Disya tau jika Arden tengah merasa cemas, juga kecewa kepada Nizar. Tangannya terulur untuk mengusap lembut punggung Arden. Mencoba memberi pria itu sedikit semangat. Arden lantas menatapnya dan memaksakan senyumnya seolah baik-baik saja.
"Kalian bilang, Nindira hampir bunuh diri lagi karena kejadian itu terulang kembali?" ungkap Rizal membuat dua remaja sma itu kompak menatapnya.
Arden menegakkan bahunya, ia masih duduk di hadapan Rizal bersama dengan Disya yang berada di sampingnya. Raut wajahnya berubah menjadi serius, lalu, menjawab, "Ya. Kemarin malam. Sekitar pukul setengah tujuh. Kak Nindira berniat tidur di apartemennya. Dan, kejadiannya mirip seperti tiga tahun yang lalu."
"Memakai hoodie itu lagi?" ulang Rizal yang langsung diangguki yakin oleh Arden.
"Dirawat di rumah sakit mana? Abang ingin menjenguknya," lanjutnya seraya berdiri dari duduknya, diikuti oleh Arden dan Disya.
"Menurut aku, jangan sekarang, Bang. Kak Nindi belum pulih total. Takutnya, keadaannya semakin parah karena terus menyalahkan abang," saran Arden membuat Rizal diam beberapa detik seraya berpikir.
"Kamu benar. Baiklah, abang akan menjenguknya setelah dia seratus persen sehat." Rizal mengangguki ucapan Arden. Ia juga menampilkan senyum tipisnya.
"Kakak akan pergi ke mana sekarang?" tanya Disya ingin tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything is Revealed (TAMAT)
أدب المراهقينMenceritakan perjuangan seorang gadis delapan belas tahun untuk mencari tau masalah-masalah yang menimpa keluarganya. Namanya Nadisya Syakila, sifatnya berubah seratus persen setelah bertemu dengan pria yang diam-diam mempunyai perasaan kepadanya ta...