Apa kau tahu rasanya patah?
Apa kau tahu rasanya kehilangan arah?
Atau apa kau tahu rasanya melangkah dengan hati yang penuh darah?
Percayalah, itu tidak mudah.Apa kau pernah sendiri meratap di dalam gelap?
Apa kau pernah kecewa tapi masih saja berharap?
Atau kau pernah menjerit tapi yang terdengar hanya senyap?
Percayalah, kau akan kalap.Jangan suruh aku untuk sembuh.
Jangan suruh aku untuk sekejap utuh.
Menata hati tidaklah mudah ketika runtuh.
Ajari aku bernyawa untuk sesuatu yang telah terbunuh.Maka,
katakan padaku bagaimana kau pulih.
Katakan padaku bagaimana cara bernafas tanpa perlu merasakan perih.
Apakah harus mencintai lagi lalu aku dipatahkan lagi?
Atau kembali memberi genggam lalu aku diinjak lagi?Katakan padaku ke mana harus kulangkahkan kaki.
Katakan padaku ke mana harus kulabuhkan hati.
Apakah harus maju ke depan lalu aku dihempas lagi?
Atau mundur ke belakang lalu aku disayat lagi?Aku sakit.
Terjangkit.
Dan semuanya terasa sangat pahit.Aku lelah.
Terengah.
Dan apa yang kulakukan selalu terasa salah.Aku ingin hidup semestinya.
Aku ingin bernafas semaunya.
Bahagia tanpa harus berdusta.
Tersenyum tanpa harus berpura-pura.Ajari aku melepas.
Ajari aku ikhlas.
Ajari aku untuk berhati luas ketika derita mengguyurku deras.Ajari tanganku mengepal.
Ajari imanku berbekal.
Ajari aku mengucap selamat tinggal ketika semua luka terasa masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULAU PUISI
PoezieMasuk ke dalam puisiku, sebetulnya salah kamar. Tak perlu buru-buru keluar, kau tersesat di tempat yang benar. Kumpulan puisi-puisi yang kutulis 2 tahun yang lalu hingga sekarang. Akan update waktu suka-suka.