Caraphernelia: I

56 11 0
                                        

(.pras) Biarkan saja semesta berkonspirasi tentang cinta.

Soal jatuh cinta, aku ingin meminjam namamu untuk kesekian kalinya.
Kubicarakan kepada Tuhan dan juga semesta yang mungkin selalu tertawa mendengarnya.
Ada do'a dan tawa-tawa yang membusuk di atas sajadah, sisa kemaren yang tidak kau jemput pulang.

Kali ini aku menaruh keduanya lagi di sana.
Bersama do'a yang masih sama-sama kusemai di ladang langit yang luas yang mampu menampung cinta.
—tapi bukan aku.

Tidak ada tangis.
Pun tidak ada isak lirih.

Aku bertanya kepada Tuhan dan semestanya.
Bagaimana cinta ada?
Katanya cinta itu ketidaksengajaan, ketidaksengajaan yang akan diakui bila mata pisau menjemputnya untuk merayakan patah hati.
Katanya pula, cinta adalah ketidaksengajaan yang akhirnya melupakan jalan pulang yang paling benar.
—sebagai ikhlas yang paling lapang.
Walau suara dari puisiku bilang, lupa adalah sosok pengecut yang memaksa jatuh cinta.

Mataku kembali terpejam dan perlahan berkata,
semoga aku tidak merasakannya untuk sekarang

Atau juga selamanya, jika bisa.

PULAU PUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang