(Langit merindukanmu.)
Langit tak sengaja mendengar perbincangan angin yang sedang melewati atap rumahku,
tanpa aku tau,
tanpa aku mau.Angin malah pergi membawa keluh-kesahku.
Menjunjung tinggi ke angkasa raya hingga akhirnya langitpun tau.
Hanya saja langit tak langsung memberitahukan semua itu kepadamu.
Sebab langit akan tersipu malu oleh tatapan matamu.Langit merayu dan berbisik dengan bisikan sendu kepadaku.
Seakan ingin memperlihatkanku bahwa langit pun sedang merindu.
Kemudian langit bertingkah kepadaku,
merengek memelas menyuruhku untuk merayumu.
Langit pun malu.
Langit tak tahu, kenapa kau lama sekali tak bertamu.Langit pun pasrah kepadaku untuk menyampaikan pesannya kepadamu.
Langit menyuruhku,
kamu tak tahu,
tapi aku tahu,
sebab aku dan langit sama-sama memiliki rasa yang satu.Jika langit bebas untukku pandang.
Lalu mengapa kau terbatas untukku jelang?
Jika keindahan langit memberi pasang mata kenikmatan.
Lalu mengapa genggaman kala itu tak bisa untuk kita ulang?Rindu,
langit rindu,
dan aku juga rindu.
Langit dan aku sedang merindukanmu.Rinduku berawal dari sebuah pernyataan.
Sedang langit, merindukanmu bukan tanpa alasan.
Hampir mirip dengan yang sudah aku jabarkan.
Langit dan aku rindu;
Lama tak kau pandang.
Lama tak diberi sapaan.
Lama tak diberi pujian.
Lama tak dirangkaikan kata keindahan.Langit merindukan itu semua darimu.
Dan aku?
Merindukan semua tentangmu.

KAMU SEDANG MEMBACA
PULAU PUISI
PoésieMasuk ke dalam puisiku, sebetulnya salah kamar. Tak perlu buru-buru keluar, kau tersesat di tempat yang benar. Kumpulan puisi-puisi yang kutulis 2 tahun yang lalu hingga sekarang. Akan update waktu suka-suka.