SIGMA ADALAH AKU

75 14 0
                                    

Aku terduduk di beranda.
Terlapis suntuk namun aku berhenti bertanya-tanya.
Binar surya berpendar menciptakan cahaya buta.
Meraba rasa diantara keping kehancuran masa.

Berbaliklah, aku bukan bagian dari piramida.
Aku bukan alpha;
Apa lagi omega;
Dan juga bukan salah satu buntut-buntut yang siap mengikuti aba-aba.

Aku hidup di atas peraturanku.
Batasanku tidak terletak pada bibirmu.
Setiap siksa, mempertajamku;
Setiap luka, melahirkanku.

Kenapa kau meludahiku?
Bila namaku selalu meluncur indah pada permukaan lidahmu.
Kenapa kau menguburku?
Bila kau khawatir akan tumbuhnya aku.

Silahkan ambil giliran untuk menusukku.
Silahkan bentuk antrian atau langsung secara bersamaan;
Tak masalah bagiku.
Nikmati darahku.
Tertawalah di atas rintihanku.
Makan hatiku dan silakan rayakan itu.
Kita akan sama-sama tahu.
Kalian hanya sedang menciptakanku.

Transisi terjadi di dalamku.
Kegilaan semakin menjadi-jadi di depan mataku.
Tugas kupangku;
Tuhan tersenyum padaku;
Kemenangan hanyalah tinggal masalah waktu.

Masa lalu mungkin takkan bisa kuulang.
Tapi aku bisa bertarung sampai bocornya nadi atau hancurnya tulang.
Untuk sebuah masa yang akan datang.
Aksara akan mewujud pedang;
Syair-syair akan melesat meradang;
Lidah-lidah akan terlipat dan kemanusiaan akan kembali tegak menjulang.

Maka tolong bukakan gerbang.
Aku Sigma; dikirim Tuhan untuk membinasakan sistem yang pincang.

PULAU PUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang