Desember Tahun Depan

63 11 0
                                        

Kamu tahu kan, kalau lagu Desember milik Efek Rumah Kaca adalah termasuk lagu favoritku? Semoga begitu, karena kamu selalu aku tunggu selepas hujan sepanjang tahun.

Aku paham, kamu tidak terlalu menyukai memperhatikan lagu. Tapi kali ini, satu lagu ini, biarlah jadi harapanku untukmu. Harapan yang datangnya menggelegar seperti petir malam ini, yang entah gemuruhnya justru paling aku suka.

Terima kasih atas do'a hujanmu, malam ini aku bisa istirahat dengan senang. Bulir-bulir air jendela mendo'akan nama kita. Katak genangan air yang selalu aku takuti bernyanyi senandung kata untuk kita, kurasa dengarku begitu. Entah, kurasa ini bukan karena mabuk cinta.

Mana ada mabuk cinta sepanjang tahun?

Sebagaimana kamu, aku pun mencintai dalam ragu. Sebagaimana Eyang Sapardi menitipkan cinta terpeliknya dalam kata sederhana, semua do'a kuselipkan dalam ragu.

Karena waktu itu fana,
dan kebaikan selamanya.

Aku tahu, kamu bukan sastrawati,
tapi kamu sebaik-baiknya puisi.
Pada semua:
senangmu;
sedihmu;
cemasmu;
marahmu;
semangatmu;
aku mau ada disitu.

Di akhir bait ini, aku mengukir ragu. Entah di depan nanti ada berkah atau musibah, aku tetap berbaik sangka kepada-Nya.

Jikapun kamu juga meragu, maukah kamu meragu bersamaku? Hingga tua nanti kita mendebu.

Karena barang kali tenang yang dijanjikan-Nya, ada pada aamiin yang paling serius: do'a hidup kita.

PULAU PUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang