Caraphernelia: II

65 10 0
                                    

(.pras) Lihatlah ke arahku

Ada satu wajah yang paling bisa membuatmu terluka.
Ada satu nama yang paling bisa membuatmu merana.
Ada rasa yang selalu membuatmu terisak pilu didalam kubangan air mata.

Terimalah;
Iya, terimalah.
Aku tahu itu sakit;
Tapi, terimalah.

Kita pernah membersamainya di atas sana.
Tapi, kini seseorang berhasil memutar roda dan mendapatkan do'a terbaiknya.

Kau merasa sedang dalam perjalanan menuju kehancuran?
Kau terus berkata "aku takkan sendiri", tapi bola matamu tak melihat siapa pun di sisi kiri dan kanan?

Duduklah dulu dan mari berbicara kenyataan.
Bawa kemari kesadaranmu dan biarkan masa-masa itu terkubur jauh di dalam hatimu.
Kalau perlu, kamu boleh teteskan air matamu, barangkali, disuatu hari yang kau tidak tahu, itu akan tumbuh dan berbalik menaungimu.

Ini dunia, ingat itu?

Kamu boleh merasa muak saat ini.
Kamu boleh tidak percaya pada apa pun atau pada siapa pun detik ini.
Kehilangan seseorang yang kita cintai bukanlah candaan klasik di minggu pagi.
Nyeri? Itu pasti.
Sakit? Apa lagi.
Tapi kita masih di sini.
Dan aku rasa, kita harus terus berjalan lagi.

Lihatlah arakan awak di langit utara.
Menurutmu, apakah mereka tahu akan dibawa kemana?
Kupikir, seperti itulah cinta.
Kita tidak mengendarainya, kita diarahkan olehnya.
Sakit atau nikmat yang kita rasa, kita sudah punya porsinya.

Sekarang senyumlah ke arahku dan akan kubidik itu dengan kedua mataku.
Melalui sudut terbaikku, akan kuabadikan itu di dalam ruang terbaik memoriku.

Siap?
Tiga.
Dua.
Satu.
Selamat—
Kau abadi di dalam pikiranku.
Maka, tersenyumlah.

PULAU PUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang