Badai di mataku.
Pada suatu pagi, hitam, putih biru.
Tanda tanyaku, teriakan bisu;
Ada apa dengan tidurku?Empat sudut ruanganku,
menjadi debu.
Lima inci tangan ke arah jantungku;
ada apa dengan hatiku?Aku mendapati tubuh saturasi pada warna merah.
Aku berdarah tetapi tidak jatuh;
Katamu "terserah", tapi kakiku sudah jauh.Bisiki aku sesuatu;
Jangan ada yang tahu.
Jangan malu, bisiki aku sesuatu;
Tiga,
Dua,
Satu;"Selamat untukmu dengan kekasih yang baru yang akan mungkin meminangmu."
Aku termangu di tengah lalu lalang manusia.
Masih setia merajut makna pada setiap luka yang tersisa.
Menebar tawa di saat hati porak-poranda.
Atau menimbang tanya yang tak kunjung melahirkan karena.Kau tak pernah ada habisnya.
Datang dan pergi semaunya.
Melantunkan sapa di saat terluka.
Lalu pergi bahagia dengan sebaris tanya;
"Maaf kau siapa?"Apakah kau lupa?
Air matamu jatuh di pundak siapa?
Darah lukamu luruh di pelukan siapa?
Patahmu utuh di elusan doa siapa?
Itu aku, yang selalu kau jadikan tanda tanya.Tak perlu berkabar bila hanya membuat luka semakin lebar.
Tak berpendar bila hanya membuat hati jatuh terkapar.
Kau datang mewujud api yang menjalar;
Mendekap mesra hanya untuk membuatku terbakar.Kau nyawa yang selalu melumpuhkan logika.
Membuatku hanyut dalam derasnya gelombang asmara.
Tiada daya tenggelam dalam lautan lara.
Hanya untuk menerka hatimu yang entah terbuat dari apa.Kau tahu aku sama sekali tidak pernah diberitahu.
Tentang sandarmu yang telah berpindah ke lain bahu.
Tentang alirmu yang telah berlabuh ke lain hulu.
Atau tentang janji suci yang telah terucap oleh kesaksian orang tuamu.Aku kalah;
Aku yang pantas menyerah.
Aku bersalah;
Untuk selalu menganggapmu "rumah".Dia menang;
dia yang pantas meminang.
Dia cemerlang;
dia yang pantas memanggilmu "sayang"Kini;
Tidak ada lagi alasan untuk tetap bertahan.
Tidak ada lagi semoga untuk setiap hembusan.
Sebisa mungkin akan kuliskan sebuah senyuman.
Dihari indah yang kalian nantikan;
yang bagiku, sangat mematikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULAU PUISI
PoesiaMasuk ke dalam puisiku, sebetulnya salah kamar. Tak perlu buru-buru keluar, kau tersesat di tempat yang benar. Kumpulan puisi-puisi yang kutulis 2 tahun yang lalu hingga sekarang. Akan update waktu suka-suka.