Lying Heart

188 25 1
                                    

1 minggu itu bukan waktu yang lama. Di saat otak dan segala tubuhmu sibuk bekerja menguras tenaga, merasakan 1 jam saja itu tak kan pernah tahu bagaimana rasanya.

Mata yang sepenuhnya hampir terpejam harus terbuka kembali lantaran suara ketukan pelan di samping mejanya terdengar cukup mengganggu rasa kantuknya yang hampir menenggelamkannya pada sebuah mimpi panjang di siang hari.

Tuk

Tuk

"Jangan tidur." Bisiknya seraya menggeser kursi kerjanya mendekat tepat ke samping.

"Aku tidak tidur." Jawabnya melirih.

"Memang tidak, tapi hampir." Balasnya lagi.

Oh Tuhan, hari masih panjang dan sekarang sudah jam makan siang, tidak bisakah pria yang selalu mengganggunya ini mengerti sedikit saja padanya meski untuk 5 menit ke depan?

"Aku semalaman tidak tidur karena harus menyelesaikan laporannya jadi biarkan aku tidur sebentar di jam makan siang ini, o?!" Jelasnya sambil memohon.

"Andwe! Kau sudah berjanji padaku untuk mentraktirku makan hari ini!" Adunya mengingatkan kembali.

Menepuk kening seketika seraya bangkit yang juga diikuti sang pria mengekor di belakang.

Tujuannya hanya satu. Ya, kantin kantor. Mentraktir seperti apa yang pria tadi katakan.

Sepotong cake strawberry, susu kotak dan juga puding buah. Oh! Jangan lupakan cemilan kripik kentang dan ubi yang baru saja gadis itu ambil hingga memenuhi kedua tangannya.

Ia mengantuk dan itu bukan bualan. Bahkan ketika dirinya mengambil segala makanan yang ia butuhkan untuk kawannya itu pun tak banyak bicara. Gumaman mungkin yang sering terdengar.

Meletakkan di hadapan pria itu kemudian dan ia pun melipat kedua tangannya mencoba menenggelamkan raut wajahnya guna tidur sejenak.

"Kau tidak berniat tidur di sini kan?"

Gadis itu kembali mendongak, "o! Aku akan tidur di sini, jadi kau harus membangunkanku setelah kau selesai dengan makan siangmu." Jawabnya kembali menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan.

Pria itu menghela nafasnya kasar sambil mencibikkan bibirnya tanpa berucap apapun lagi, membiarkan sang gadis tidur nyenyak meski untuk setengah jam ke depan.

"BAEKHYUN hyung!!!"

Suara nyaring itu seketika menggema dalam 1 ruangan kantin tersebut, yang mana karyawan lain pun menatap satu titik fokus pada pria tinggi berkulit pucat di arah tangga.

Tampan tapi kekanakan, itulah gambaran untuk seorang pria bernama Oh Sehun yang baru saja berteriak tanpa adanya adab.

Baekhyun yang melihat itu pun hanya menggerakkan gestur tangan juga ekspresi wajahnya pada Sehun guna memberitahukan pada pria itu untuk pergi dari area kantin atau sesuatu yang buruk akan menimpa keduanya setelah ini.

Oh Tuhan, Baekhyun hanya bisa berharap semoga gadis yang masih tertidur di hadapannya tak terusik sama sekali setelah mendengar apa yang baru saja Sehun lakukan.

Jika tidak, maka Baekhyun harus berdoa agar ia tak mati hari ini juga. Mengingat dirinya masih memiliki banyak janji yang belum ia tepati dan hey! Ia belum punya kekasih untuk mati hari ini.

Sehun menukikkan alisnya dengan kerutan di kening saat melihat apa yang tengah Baekhyun lakukan.

Bergerak aneh dengan ekspresi wajah yang lucu.

"Apa dia sedang mencoba menari lucu?" Gumamnya.

Saat Sehun melangkahkan kakinya turun tangga di saat itu juga Baekhyun langsung melototkan mata dengan gerakan mulut yang semakin gencar memintanya untuk pergi bersamaan gerakan kepalanya juga ikut bergerak.

SWEET BYUN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang