Fedeltà

187 21 2
                                    

Words : 870

Seharusnya bukan pemandangan baru lagi untuk Jungmi lihat setiap kali ia datang sepagi ini ke gudang belakang kampusnya.

Byun Baekhyun dan Seo Yuri, pasangan paling mesum yang Jungmi tahu hampir sepekan ini. Ya Tuhan bahkan mereka hampir setiap hari melakukannya, di tempat umum, belakang kampus.

Hanya karena pintu berkarat itu bertuliskan area terlarang bukan berarti Jungmi tak bisa masuk ke dalam. Ia melanggar bukan untuk berbuat sesuatu yang aneh atau mencurigakan, ia datang ke tempat itu karena ia berpikir tidak akan ada orang yang berani masuk kecuali dirinya dan ternyata ia salah menduga.

Langkah Jungmi sempat terhenti sebentar di depan pintu berkarat itu, memastikan dirinya mendengar suara dari pasangan itu atau tidak. Sungguh ia sedang butuh ketenangan saat ini. Mendengar erangan dan desahan justru akan membuatnya semakin darah tinggi nantinya dan Jungmi tak ingin mencari masalah dengan pasangan mesum itu.

5 menit terdiam bagai orang linglung dan setelahnya melangkah semakin ke dalam dan menuju sebuah kursi panjang duduk di sana sambil mengeluarkan bungkus rokoknya kemudian.

Ia bahkan tak mau tahu juga mengapa pasangan itu tidak ada di sana, lagipula ini kesempatan dan keberuntungan emasnya.

Menyalakan putung rokok yang terselip di kedua jemarinya lalu menyesapnya pelan menikmati suasana. Kepulan asap tipis yang berhembus dari mulutnya sungguh hal yang paling menenangkan untuk Jungmi nikmati seperti saat ini.

Langit yang cerah dan bahkan udara yang menyejukan kulit, sungguh sempurna.

"Menikmati sendiri?"

Suara dari seorang pria yang Jungmi kenal langsung membuatnya menoleh cepat menatapnya dalam keterkejutan.

"Baekhyun?" Gumamnya berucap.

Baekhyun tersenyum sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku lalu berjalan mendekat, duduk di samping Jungmi setelahnya.

"Seharusnya kau menikmati udara segarnya? Kenapa kau justru mengotorinya dengan asap rokokmu itu?" Ucapnya seraya mengambil putung rokok di bibir Jungmi lalu membuangnya dan menginjaknya kemudian.

"Apa yang kau lakukan?!!" Sarkas Jungmi marah.

"Merokok tidak baik untuk kesehatanmu nona."

"Cih! Peduli apa kau denganku?"

Baekhyun tersenyum melihat Jungmi kesal seperti saat ini. Wajah gadis itu semakin menggemaskan di matanya sekarang. Hingga tanpa sadar uluran tangannya memegang dagu Jungmi pelan memintanya untuk menatap ke arahnya, membalasnya.

"Sampai kapan kau akan marah denganku, hem?" Tanya Baekhyun dengan suara lembutnya yang merdu.

"Wae? Kau tak suka?"

"Aku lebih menyukai kau memaki-makiku daripada hanya diam dan terus menghindariku seolah aku adalah orang asing bagimu."

Jungmi berdecih melepas tangan Baekhyun pada dagunya memutus kontak mata mereka yang sempat saling tatap dan beralih menatap arah depan mencari objek lain.

"Aku terlalu lelah bicara denganmu." Ucap Jungmi seraya bangkit berniat meninggalkan tempat sebelum cekalan tangan Baekhyun menahannya dan menariknya pelan, hingga Jungmi pun berakhir di atas pangkuannya.

"Yak!!" Teriak Jungmi meronta.

Tenaganya tentu tak sebanding dengan Baekhyun. Jadi pada akhirnya Jungmi pun memilih mengalah, toh ia juga sudah lelah sendiri karena Baekhyun benar-benar menahannya, seolah menguncinya untuk tak lepas darinya.

"Berhentilah bergerak-gerak atau kau akan berakhir tak bisa jalan seperti malam itu." Bisik Baekhyun di akhiri kecupan dalam pada telinga Jungmi.

Mendengar itu, seketika itu juga Jungmi langsung terpaku. Mengumpat dalam hati akan ancaman bodoh yang Baekhyun layangkan padanya. Oh Tuhan, mengapa ia tak pernah menang jika melawan Baekhyun? Astaga.

"Kau ini adalah istriku, kenapa kau selalu diam setiap kali melihatku bersama gadis lain? -- aku bahkan menunggumu menjambak atau menampar gadis itu seperti kebanyakan orang."

"Maksudmu Yuri? Kau ingin aku menampar dan menjambak Yuri begitu?" Tanya Jungmi mencoba paham.

"Wae? Kau tak berpikir sejauh itu?"

"Satu-satunya orang yang ingin ku tampar dan ku jambak adalah kau. --- aku mengenal Yuri dan kau sejak lama, jadi aku tak perlu menebak mana yang salah dan benar karena Yuri takkan mendekatimu duluan sebelum kau yang memulainya."

Baekhyun tertawa, "kau sungguh mengenal suamimu dengan baik ternyata, Byun Jungmi."

"Jadi karena itulah aku sangat marah padamu. Sangat-sangat marah sampai aku ingin----"

"Akh!" Pekik Baekhyun setengah menggeram lantaran tangan lentik Jungmi yang sudah memegang miliknya hingga mengeras akibat sentuhan istrinya itu.

"Aku ingin menghukummu sekarang juga, sampai kau melupakan Yuri dan hanya aku, istrimu yang ada dalam otak mesummu itu." Sindirnya sambil melingkarkan kedua tangannya pada leher jenjang pria Byun itu sensual.

Ingatkan Baekhyun jika ini masih ada di area kampus, tempat umum yang mungkin saja orang lain menemukannya di area ini walau itu kemungkinannya kecil.

"Kita pulang sekarang!" Tegas Baekhyun mulai tak tahan.

"Wae? Bukankah tempat terbuka seperti ini jauh lebih menantang? --- aku bahkan sudah menemukan posisi apa saja untuk kita---"

"Aku masih cukup waras untuk tak mengumbar tubuh telanjang istriku di tempat terbuka seperti ini sekalipun hanya ada kita berdua di sini."

Ucapan Baekhyun sukses membuat Jungmi merasa melayang sampai ke atas awan. Suaminya itu sosok yang mungkin sulit untuk ditebak, tapi bagaimanapun juga Baekhyun tetaplah suami tercinta yang Jungmi punya.

Sekalipun kesetiaan dan kesabarannya selalu diuji mati-matian tanpa ada lelah. Namun percayalah Jungmi yang selalu di sakiti dan dikhianati oleh Baekhyun berulang-ulang kali tetap akan selalu setia berada di sampingnya sebagai seorang istri sampai maut memisahkan mereka.

Sumpahnya di pernikahan sungguh membuat Jungmi bertekad berusaha keras untuk tidak akan pernah melanggarnya. Ia percaya Baekhyun takkan berbuat lebih daripada ini.

"Jangan membuatku sulit berjalan!" Ucap Jungmi memberi peringatan.

Baekhyun terkekeh, "5 ronde!"

"Yak!!" Teriak Jungmi kesal sambil terus memaki-maki Baekhyun di sepanjang jalan dan Baekhyun sendiri pun hanya bisa terus tertawa pada setiap tingkah Jungmi yang tak berhenti memarahinya.



End..

SWEET BYUN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang