Percaya takdir? Entahlah, terkadang Yunha tak pernah percaya apa yang membawa semua orang berpendapat sama.
Atau mungkin ini karena efek patah hati? Ya Tuhan, apa yang membawanya kembali mengulang cerita lama? Itu sudah berakhir sejak 3 tahun lalu, waktu yang buruk di tengah euforia kebahagiaan kelulusan. Oh Yunha benci mengingatnya.
Malam ini pestanya, sebuah acara paling kuhindari di sepanjang tahun dan sekarang, lihat.. gadis itu datang untuk pertama kalinya dengan gaun barunya yang dibeli tempo lalu.
"Di mana kekasihmu? Kau tidak mengajaknya?" Tanya wanita berambut pendek itu mulai menyapa.
Tema sapaan yang cukup langsung membuat kesal hanya karena pertanyaan tak jelas tanpa jawaban. Merotasi matanya sebentar lalu mengambil gelas bir milik kawannya itu menegaknya kemudian.
"Aku tidak punya kekasih!"
"Kalian sedang bertengkar sepertinya, maafkan aku. ---tapi Yunha, sepertinya kau harus pergi menemui priamu sekarang daripada aku yang akan mendapatkan masalah." Ucapnya sambil menunjuk arah dengan dagunya menatap ke arah lain membuatku harus memutar kepalaku mengedarkan pandang untuk menemukannya di antara banyaknya mahasiswa.
Geraman juga decakan kesalku adalah hal yang langsung terdengar jelas oleh kawanku dengan memberikan tepukan pelan pada bahuku sebelum berjalan menjauh meninggalkanku setelah kulihat kekasihku mulai berjalan mendekat.
Oh Tuhan, ini akan panjang. Hal paling Yunha hindari pada akhirnya terjadi juga.
"Kita harus bicara sekarang." Ucapnya dengan nada tegasnya seraya menarik tangan Yunha untuk mengikutinya.
Menaiki tangga lalu masuk ke dalam lorong yang entah di mana yang jelas ini sepi. Tak ada mahasiswa lain yang tahu tempat mereka saat ini.
"Bukankah kita sedang bertengkar, Byun Baekhyun-ssi?"
Pria itu hanya menghela nafasnya kasar memejamkan matanya sebentar sebelum saling tatap dalam diam beberapa saat.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanyanya.
"Ini acara kampus, aku mendapatkan undangan dan tentu aku datang. Apa yang salah?"
"Untuk seseorang yang tak pernah datang ke acara kampus lalu sekarang kau memilih datang?"
"Awalnya aku memang tak berniat datang tapi karena seseorang aku jadi ingin melakukannya meski sekali." Tegasku tak peduli akan tatapannya yang semakin menajam mencoba paham.
"Seseorang? Maksudmu itu aku?"
Memutar bola matanya jengah melipat tangan di depan dada menyandarkan tubuhku menatap pria di hadapanku. Kenapa juga pria ini harus setampan ini? Kerja jantungku benar-benar menggila sekarang.
"Na Yunha, dengarkan aku.. aku minta kau---"
"Wae? Menyuruhku pulang? Aniya! Shirreo!"
Gadis Na itu mendengar hembusan nafas kefrustasiannya sekarang menatap lelah dengan sangat sabar. Demi Tuhan, Baekhyun adalah pria paling terrumit yang pernah dipacarinya. Segala sesuatunya benar-benar pria itu pikirkan matang sampai aku tidak tahu lagi apa yang harus Yunha lakukan sebagai kekasihnya selain hanya diam dan menurut. Meski terkadang itu untuk kebaikan tapi hal-hal tak penting pun menjadi sangat penting jika itu yang Baekhyun lakukan.
"Lagipula Baekhyun, aku tidak mengganggumu sama sekali dari tadi. Aku bersama teman-temanku jadi kau tak perlu khawatir."
"Apa kau sama sekali tak bisa mengerti kecemasanku ha?" Nada bicaranya mulai meninggi.
"Apa yang perlu kau cemaskan? Di sini ada ba---"
"NA YUNHA KAU ITU SEDANG HAMIL!!" Teriaknya marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET BYUN [TAMAT]
Фанфикhe is an extraordinary man I have in my life kumpulan cerita ONESHOOT Baekhyun