DIVORCE

61 4 0
                                    

Ibarat kata wanita mudah rapuh hanya dengan 1 kata -- ya, selemah itu.
Tapi pernahkah kalian bayangkan sehancur apa hati seorang wanita bernama Yeonji setelah puluhan tahun menahan rasa sakit hati terpendam tersembunyi yang sengaja dirinya simpan tanpa orang lain tahu?

Senyum dan tawanya palsu. Harusnya pria yang bertahun-tahun hidup bersamanya lebih tahu itu -- sayangnya tidak.

Dihancurkan oleh keluarga lalu sekarang di sakiti oleh prianya. Harus berapa banyak kesakitan lagi Yeonji rasakan? Dan .. harus berapa lama lagi Yeonji kuat bertahan menahannya?

Mati pun hanya akan membuat nama baiknya rusak, terhina. Satu-satu harapannya hanya Tuhan untuk terus memberinya kehidupan layak walau itu seperti angan semu, angin surga yang membuatnya terus bernafas namun menderita.

..

Pintu kayu itu berderit terbuka pelan tepat kala matanya terpejam. Lelah tubuhnya sudah tak mampu membuatnya tersadar lebih lama, esok hari dirinya harus kembali bekerja seperti biasa.

Jadi ketika batas jiwanya mulai mengawang hampir terbang menuju alam mimpi pelukan hangat di tubuhnya seketika membawanya perlahan membuka mata.

"Kau belum tidur?" Tanyanya pelan setengah berbisik.

Yeonji tak menjawab tapi gelengan kepalanya membuat pria yang mana suaminya itu hanya menanggapinya terkekeh dan kembali memeluknya erat.

Menyayangi tapi tak sepenuh hati, memiliki tapi tak mencintai, Yeonji sudah teramat terbiasa menerima perlakuan manis bentuk pencitraan itu hampir 8 tahun dalam pernikahannya.

..

Dentingan alat makan seperti alunan musik di pagi hari adalah hal tak wajar untuk Yeonji alami. Dirinya tak pernah mengalami makan bersama semacam ini meski dalam 1 hari. Tapi untuk hari ini sepertinya pengecualian, karena suaminya itu beberapa menit lalu membangunkannya dan mengatakan untuk sarapan bersama.

Demi Tuhan yang selalu mengawasi para umatnya dari atas, apa yang di alami Yeonji pagi ini seperti tidak normal dan tak waras sama sekali, atau mungkin suaminya yang mulai gila.

"Kau tak suka menu sarapannya? Mau aku membuat makanan yang lain?" Tanyanya penuh kekhawatiran.

Yeonji seketika menghentikan lamunan panjangnya dan tersenyum sekilas.

"Apa terjadi sesuatu? Kenapa tiba-tiba kau... --"

"Aku akan buatkan omelet untukmu kalau begitu." Ucapnya menyela seraya bangkit dan berjalan menuju dapur mulai sibuk memasak lagi.

Tidak ada yang tahu apa yang tengah dipikirkan pria itu meski Yeonji sangat mengenal suaminya sendiri lebih dari 15 tahun.

..

Mengetik tapi tak menciptakan kalimat untuk dibaca, jemarinya menari ke huruf manapun tapi otaknya pergi entah kemana.

Tepukan hangat dari arah belakang pada bahunya membuat Yeonji seketika terkesiap terkejut lalu menoleh dan langsung mendapati seorang pria tampan tengah menatapnya tersenyum ramah.

"Aku mencarimu di kantin, ternyata kau di sini." Ucapnya membuka topik.

"Aku sedang tidak ingin makan."

"Waeyo? Memikirkan Baekhyun?" Tebaknya yang cukup dirinya hafali setiap kali melihat raut lesu wajah kawannya ini.

Yeonji mendesah kasar, "ada yang salah dengannya hari ini."

"Dia memberimu perhatian?"

Seketika itu juga Yeonji mengangguk mengiyakan. Jujur saja otaknya sejak pagi tadi mencoba mencari alasan tepat apa yang membuat Baekhyun suaminya itu berubah tapi tetap saja tak menemukan jawaban apapun.

SWEET BYUN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang