Love is DEATH

261 24 2
                                    

Byun Baekhyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Byun Baekhyun

Byun Baekhyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ahn Jinhee







Ada perasaan terluka dan juga cinta penuh kasih sayang di hatinya yang timbul bahkan tumbuh bersamaan dalam 1 waktu.

Konyol memang. Kesakitan namun membahagiakan. Definisi perasaan yang tak terbantahkan. Kenyataan yang tidak tahu harus berkata apa.

Baekhyun memang merasakannya. Sakit dan senang, 2 rasa yang melebur jadi satu. Tak ada yang lebih mendominan, semua sama, seolah benar-benar terbagi dua layaknya roti yang terpotong menjadi 2 dengan rasa yang sama. Hanya saja ini beda rasa namun porsinya sama.

Lalu apa yang harus Baekhyun lakukan?

Ingin meninggalkan namun cintanya juga masih ada. Kekasih yang tak bertanggung jawab memang. Menggantungkan perasaan yang tak pasti dengan perbuatan yang sama-sama bejatnya namun tak mampu dilawan.

Seberapa keras Baekhyun marah, mengomel, mengumpat ataupun berusaha berpisah, pada akhirnya Baekhyun pun tetap tak mampu meninggalkan Jinhee.

Ahn Jinhee adalah satu-satunya gadis yang sangat Baekhyun cintai sejak kali pertama keduanya bertemu. Cinta pada pandangan pertama memang tak pernah salah bukan?

Meski telah menjalin kasih lebih 3 tahun tetap saja Baekhyun merasa terus jatuh cinta dengan Jinhee walau pada kenyataannya, gadis itu menduakannya sejak 1 tahun ini.

Kenyataan pahit yang tak mampu Baekhyun lawan. Ingin menyerah namun hatinya bertolak belakang. Mengalah pun pasti ada batasannya. Dan Baekhyun mungkin kini masih memiliki cukup stok batasan rasa sabar entah sampai kapan.

~~~~

"Kau akan pergi? Sekarang? Di larut malam seperti ini?" Tanya Baekhyun cemas setelah melihat Jinhee berganti pakaian setelah selesai mendapatkan telepon tiba-tiba sebelumnya dan Baekhyun yakin itu dari kekasihnya yang lain.

"Sehun sedang sakit, oppa.. kau juga tahu itu kan? Jadi biarkan aku menemaninya malam ini. Aku berjanji besok pagi aku akan pulang. Hem?!"

"Kau percaya Sehun sakit?" Tanya Baekhyun sedikit kesal. Terbesit amarah yang mulai menguar sekarang.

Jinhee menghentikan kegiatannya yang tengah akan memakai mantel yang telah dirinya ambil dari dalam almari beberapa saat lalu. Dan sekarang ia berbalik menatap tak suka ke arah Baekhyun dengan tatapan amarahnya yang telah terpancing.

"Mwo?"

"Jinhee-yaa.. bisakah kau tidak menemui Sehun lagi? Dia bukan pria yang baik sayang. Hem?!" Ucap Baekhyun tetap berusaha keras membujuk.

PLAK!!

Tamparan keras itu langsung Jinhee layangkan tepat pada pipi kanan Baekhyun tiba-tiba. Perkataan apa yang baru saja pria Byun itu katakan adalah hal yang paling Jinhee benci setiap kali mereka berdebat.

"Kau!! Kau tak tahu siapa Sehun, jadi berhenti untuk menjelekkannya dihadapanku." Ucap Jinhee dengan penuh penekanan.

Baekhyun mengeraskan rahangnya mulai menahan amarah, namun dirinya masih cukup waras untuk tidak berbalas bermain tangan pada Jinhee, walau ia pun tahu, gadis itu kini sudah sangat keterlaluan.

"Jinhee aku mohon padamu. Mengertilah sayang, o?! Aku tidak mempermasalahkan apapun meski aku tau kau tidak lagi mencintaiku tapi menemui Sehun di larut seperti ini aku tetap tidak akan mengijinkanmu."

"Dengar Byun Baekhyun, kau memang kekasihku, bahkan cinta pertamaku. Tapi Sehun adalah segalanya bagiku dan kau sudah tidak ada lagi dihatiku."

Ada jeda beberapa saat sebelum Jinhee kini telah sepenuhnya berdiri tepat dihadapan Baekhyun dengan jarak yang begitu minim lalu berbisik..

"..jika bukan karena rumah ini, maka aku sudah meninggalkanmu sejak lama. Jadi syukuri saja keberuntungan ini. Hem?!"

Setelahnya Jinhee menatap tepat ke arah netra Baekhyun sambil tersenyum menyeringai penuh kemenangan lalu setelahnya gadis Ahn itu pun berjalan melewatinya begitu saja benar-benar pergi meninggalkan Baekhyun yang telah mengepalkan tangannya disaat amarahnya kini sudah memuncak.

Menatap datar pintu kamarnya yang sepenuhnya telah tertutup rapat dan kemudian berjalan menuju arah jendela kaca kamarnya menatap ke arah halaman rumahnya. Di mana Jinhee kini sungguh pergi dengan mobilnya yang benar-benar meninggalkan rumah.

Di ambilnya ponsel miliknya dalam saku celana lalu menghubungi seseorang hingga sambungan telepon itu pun tersambung kemudian.

"Dia sudah pergi."

"Kau sungguh akan melakukan ini?" 

"Bunuh dia." Tegas Baekhyun sambil tersenyum tipis dengan tatapan matanya yang dingin.











- end -





SWEET BYUN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang