XV

4.7K 336 334
                                    

"I wanna fuck you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I wanna fuck you."

Mendengar sebuah kalimat yang terlontar tanpa adanya keraguan dari Sunghoon membuat tubuh Jia membeku serta jantungnya yang bergemuruh hebat seakan ingin terlepas dari sangkarnya. Ia jelas sangat mengerti makna dari perkataan itu, bahkan mungkin seseorang yang tak bisa bahasa Inggris pun akan tahu artinya. Kata-kata itu merupakan awal pembuka dari sebuah malapetaka yang akan menghampiri Jia malam ini.

Manik matanya memancarkan bahwa ia sedang kalut, tetapi Jia berusaha menyembunyikannya. Terlepas dari itu semua, Sunghoon tidak bisa dibohongi. Raut wajah Jia yang mulai memucat itu terekam jelas di mata Sunghoon, menandakan gadis itu diselimuti rasa takut. Sunghoon ingin tertawa dalam hatinya. "Jangan macem-macem sama gue, Park!" Jia mengancam dengan suara yang sedikit bergetar.

Sunghoon mengolok gadis itu dengan memasang wajah berpura-pura ketakutan di depannya, lalu beberapa detik kemudian tawa jahat yang berasal dari lelaki itu menggelegar di ruangan yang hening. Jia berani bersumpah suara itu lebih menyeramkan dibandingkan backsound film horor yang sering ia tonton bersama Jungwon. Jemari panjang Sunghoon bergerak menyentuh sisi meja drawer seolah mengurung tubuh si gadis supaya tidak kabur darinya. "Takut, ya?" Sunghoon mengangkat kasar dagu Jia saat gadis itu mulai tertunduk untuk menghindari tatapan intensnya.

Sunghoon tersenyum miring, sebelum berucap. "Mau minta maaf sama gue, gak?"

Seakan dilempari sebuah fitnahan yang menggambarkan bahwa dirinyalah merupakan sang pelaku, dengan cepat Jia menepis tangan Sunghoon yang berada di dagunya. "Emang gue salah apa sama lo? Semua kata-kata yang lo terima dari gue itu karena perbuatan lo sendiri. Lo bikin gue risi, lo gak sadar?!" Jia membentak nyaring sebagai bentuk kalau itu bukanlah kesalahannya.

Plakkk

Jia tersentak sambil menyentuh pipi kirinya yang terasa panas sekaligus perih akibat tamparan keras dari Sunghoon yang dilayangkan begitu mendadak. Ini kali pertama Jia mendapatkan perlakuan kasar dari seorang laki-laki, bahkan adiknya saja tidak pernah berani memukul kepalanya.

Tanpa instruksi, dalam kondisi yang masih tak mempercayai kejadian barusan, Sunghoon meremas wajah mungil Jia sampai membuat sang empu meringis kecil meminta dilepaskan. "Terus menurut lo, gue pantes dapetin itu semua, hah?!" bentak Sunghoon sebagai balasan.

Tanpa merespon ucapan Sunghoon yang terdengar emosional, Jia bersikeras untuk menjauhkan tangan Sunghoon darinya. Gadis itu berhasil melepaskan cengkeraman Sunghoon, meskipun ia sempat kesulitan. Namun setelah terlepas, Sunghoon mengangkat tangannya di udara seolah hendak menamparnya lagi. Refleks Jia menutup wajahnya, ia terisak kecil dibalik kedua tangan kurusnya.

Jia terlonjak begitu mendengar bunyi pukulan keras tepat di meja drawer, tempat ia tersudutkan. Ia melupakan bahwa dirinya mesti terlihat kuat, tetapi nyatanya Jia tak bisa menahan tangisnya lagi karena terlalu takut dengan apa yang dialaminya saat ini. "Makanya dari awal lo gak usah sok berani kalau pada akhirnya lo nangis kayak gini," cetus Sunghoon sambil mendorong-dorong dahi Jia dengan jari telunjuknya.

Unstoppable; Park Sunghoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang