XXII

2.1K 234 71
                                    

"Lo kenal Yang Jia, Kak?"

Sebuah pertanyaan yang mampu meningkatkan detak jantungnya itu terdengar begitu saja di telinga Heeseung. Ia mengalihkan atensinya pada sosok lelaki yang mengajaknya bicara. "Kenapa tiba-tiba nanya itu? Emangnya lo sendiri kenal sama Yang Jia?" tukas Heeseung yang membuat Jake mendudukkan dirinya di sofa seberang.

Tangannya meraup camilan kacang yang terkumpul di toples kaca, lalu mengunyahnya perlahan-lahan sembari membuka suara, "Jelas kenal. Dia temen sekolah gue." Ada sedikit raut keterkejutan yang ditampakkan Heeseung begitu mendengar pengakuan Jake, tetapi lelaki dengan kaos hitam bertuliskan thisisneverthat itu dapat mengontrol baik ekspresinya supaya tidak menunjukkan bahwa ia sedang terperangah.

Jake meliriknya sekilas sebelum melayangkan pertanyaan yang lebih spesifik untuknya. "Kalau lo, gimana? Apa hubungan lo sama Jia?" Sang pembicara memejamkan matanya sejenak dengan tangan yang terhenti di depan wajahnya seolah tengah berpikir, "ah, maksudnya ... pernah ada hubungan apa sama Jia?"

Kini Heeseung mengernyitkan keningnya tatkala mendapati Jake yang seakan tengah menginterogasinya. Selama ini, Jake tak sekalipun memiliki keingintahuan terhadap apa yang terjadi padanya. Apa ibunya telah memberitahu persoalan hubungan lama Heeseung yang kandas bersama Jia? Namun, untuk apa membicarakannya lagi setelah waktu sudah berlalu?

Sedikit jengkel karena Heeseung tak kunjung merespon, Jake menghela napasnya ringan dan menjelaskan tentang insiden di restoran ayam tempat Jia bekerja. "Mama kelihatan benci sama Jia sampai maki-maki Jia di situ. Waktu gue tanya, gue malah disuruh jauhin Jia dan bilang kalau Mama gak mau gue jadi korban kayak lo yang pernah masuk ke perangkapnya."

"Maksudnya itu apa sih? Kok Mama bisa kenal Jia dan benci kayak begitu? Terus kenapa lo bisa dibilang korban? Emangnya apa yang Jia lakuin sama lo?" Jake melontarkan pertanyaan bertubi-tubi yang justru membuat Heeseung mengembuskan napasnya berat. Tak salah lagi, pasti ibunya sudah berbicara yang tidak-tidak pada Jake perihal Jia.

Lelaki berbibir tebal itu menatap penuh harap seraya menunggu Heeseung menjawab rasa penasarannya. Jake hanya ingin memastikan bahwa semua tuduhan tak berdasar yang diutarakan ibunya untuk Jia adalah sebuah kesalahpahaman. Ia akan sulit mempercayai jikalau Jia memang sungguh berperilaku buruk kepada ibu dan kakaknya hingga menimbulkan kebencian di antaranya.

Wajah datar Heeseung terkesan enggan membahas perkara itu, tetapi Jake mesti tahu kebenarannya supaya tidak ada kesalahpahaman yang takutnya membentuk masalah baru. "Jia ... mantan gue." Jake memicingkan matanya tak menyangka jika temannya pernah mempunyai hubungan asmara dengan kakaknya. "Mantan?"

Oh, Jake semakin yakin kalau Jia memang sangat pandai menyimpan rahasia. Karena bagaimana bisa Jake tidak mengetahui hal itu sama sekali? Bukankah mereka teman dekat? Apa hanya Jake saja yang menganggap Jia teman dekat, sebab itu Jake tak diberitahu tentang hubungannya? Ya, Jake paham ia tidak perlu ikut campur dalam urusan percintaan temannya, tetapi tak ada salahnya untuk Jake tahu, kan?

Heeseung menipiskan bibirnya sebelum hendak menanggapi, "Iya, gue sama Jia pernah pacaran, sebelum akhirnya hubungan itu hancur karena papa berniat jodohin gue. Di situ gue jelas nolak dengan dua alasan, gue punya Jia dan gak suka sama perjodohan sialan itu. Tapi papa maksa gue buat mutusin Jia. Makanya, gue ngebual cerita kalau gue pernah making love sama Jia."

Kedua bola mata Jake nyaris keluar dari tempatnya. Akan tetapi, setelah dicermati kembali bahwa itu hanya sebuah trik yang dilakukan kakaknya, bukan sungguhan, Jake bernapas lega. Ada apa dengan Jake? Apa dirinya tidak terima kalau Jia pernah disentuh lelaki?

Tak tahan untuk tidak mengomentari kejadian itu, Jake mencibir, "Udah gila lo, Kak. Pasti gara-gara kebohongan lo itu Mama marah besar sama Jia, begitu?" Heeseung langsung mengiakan perkataan adiknya yang tengah menggeleng-gelengkan kepala. "Jadi, karena itu Mama ngatain Jia jalang."

Unstoppable; Park Sunghoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang