Hari di mana kedatangan lelaki Seattle, tak ada satu orang yang mengetahui bahkan kenalannya sekalipun tidak mendapatkan kabar. Secara sengaja ia memang ingin membuat kejutan atas kembalinya setelah belasan tahun menetap di negara kelahirannya. Namun, adalah satu hal yang menjadi tujuan utama ia muncul; Yang Jia.
Jay diberitahukan oleh sang pemilik gedung apartemen—yang merupakan anak dari sahabat ayahnya—di mana Sunghoon tinggal, bahwa teman kecilnya itu membawa paksa seorang perempuan ke dalam unit.
Mula-mula lelaki itu tidak memedulikan sebab mengira kalau perempuan yang dimaksud ialah pasti kekasih Sunghoon atau siapapun. Akan tetapi, ketika sebuah video rekaman dibagikan oleh Jooyeon—anak teman ayahnya—kepadanya, ia menggeram.
Lelaki berahang tegas itu nekat mengambil jadwal penerbangan malam itu juga. Hanya saja, semesta tak berpihak karena sang nenek tiba-tiba drop dan segera dilarikan ke rumah sakit. Jay tidak bisa meninggalkan Amerika sampai keadaan neneknya membaik, begitulah perintah mutlak dari ayah.
Berhari-hari hingga minggu terakhir saat sang nenek mendapatkan pemulihan, Jay bergegas menuju bandara. Tidak membawa pakaian dan barang satupun lantaran hanya ingin menyelesaikan masalah kecil, pikirnya. Namun, jika ia harus menetap dalam waktu yang cukup lama. Jay bisa membeli kebutuhan sandang tersebut dengan mudah.
Sesampainya pesawat mendarat, Jay memesan sebuah hotel dekat kawasan apartemen Jia. Ingin memantau terlebih dahulu sebelum beranjak mendatangi. Ingin memerhatikan tanpa diketahui sang empu.
Dan, ingin menghapus jejak persetubuhan yang dilakukan si brengsek teman kecilnya, Park Sunghoon.
Malam itu tatkala Jia seorang diri karena adiknya sedang terbaring koma di rumah sakit, Jay memutuskan langsung mendatangi apartemen Jia. Ah, tidak bukan mendatangi, tepatnya ialah menyelusup memasuki melalui jendela. Bagaikan perampok ia mencongkel jendela menggunakan alat yang dimiliki.
Ujung bibir tertarik ke atas membentuk lengkungan. Perlahan-lahan, Jay mengeluarkan sebuah plastik ziplock dalam saku celana yang berisi suntikan cairan kloroform guna diberikan pada perempuan di hadapannya.
Jay berlutut di depan tepi ranjang tunggal, mengusap sejenak surai hitam yang menghalangi wajah cantik kesukaannya sebelum memulai aksi ilegal. "Sleep well, Sweetie ...." Bisikan halus menerpa permukaan kulit, kemudian lelaki bermata obsidian mengecup bekas suntikan secara singkat.
Sengaja Jay suntikan di area kulit yang tak lagi mulus, sebab Jia terlalu sering mengotorinya menggunakan silet. Supaya apa? Tentu saja, supaya perempuan itu tidak menyadari ada jejak suntikan yang diakibatkan Jay di sana.
Dirasa obat sudah menyebar, Jay merangkak menaiki tubuh terlentang perempuan yang sukses membuatnya berdebar. Kilat bahagia terpancar kala dapat melihat pujaan hatinya setelah sekian lama. Lengan berurat terulur menelusuri lembutnya sang perempuan.
Dengan cepat lelaki itu menanggalkan jaket beserta kaos hitamnya, mengekspos tubuh atletis yang dirawat sejak dua tahun terakhir. Mengamati pemandangan indah impian sederhana yang kini terwujudkan. Jay membelai pinggul ramping Jia untuk melanjutkan aksi melucuti kaos polos dan jeans yang dipakai perempuan tersebut.
Semburat rona padam memenuhi wajah, begitu malu menyaksikan tubuh perempuan yang disukai dalam keadaan setengah telanjang berada di bawah kungkungan. "I miss you, pretty."
Kala itu, Jay benar-benar mengabulkan niatnya; menghapus jejak sentuhan Sunghoon di tubuh Jia.
Sekali, dua kali, tiga kali. Rupanya belum cukup bagi Jay meredamkan amarah ketika terbayang-bayang bagaimana perempuan tercintanya terjamah oleh lelaki lain. Ingin rasanya membantai habis Sunghoon meskipun mereka saling mengenal dan berteman baik sejak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unstoppable; Park Sunghoon ✓
Teen Fiction"Whether it's obsession or love. I don't care." ©2021, by bobarel.