Saat semua siswa menengah atas berbondong-bondong berlarian ke sana kemari mengabadikan momen kebersamaan mereka untuk yang terakhir kalinya sebagai pelajar layaknya semut mengerubungi donat cokelat yang tergeletak sembarang di lantai, sedangkan Jia senantiasa berdiam diri di luar ruang ICU untuk menjaga adiknya yang tak kunjung membuka kedua matanya.
Perempuan itu tak peduli akan namanya kelulusan yang biasanya sangat dinantikan para pelajar di mana pun berada. Isa sampai hendak menjemputnya di rumah sakit setelah mendengar kabar bahwa dirinya tidak akan menghadiri acara kelulusan. Bersamaan dengan Jake, lelaki itu justru tanpa memberitahunya datang menghampiri dan membujuk supaya bersedia turut serta memeriahkan hari kelulusan.
Namun, jawaban Jia tetap sama. Ia tidak ingin berbahagia merayakan kelulusan di sekolah bersama teman-temannya, sementara Jungwon seorang diri dalam ruangan ICU membutuhkan seseorang menemani dalam tidur lelapnya yang terhitung nyaris satu bulan. Tepatnya, sudah tiga minggu lebih empat hari.
Sedikit kelegaan menjumpai Jia lantaran ia bisa meluangkan waktunya lebih banyak untuk merawat Jungwon di sela kesibukannya mencari uang. Acap kali, Jay menawarkan bantuan padanya dengan maksud meringankan beban membayar seluruh biaya perawatan Jungwon. Namun, kebaikan Jay melunasi sisa jumlah tagihan operasi beserta redeposit untuk tarif pemindahan kamar rawat biasa ke ruangan ICU yang lebih intensif itu sangat lebih dari cukup bagi Jia.
"Tadi waktu aku balik dari toilet, aku denger ada perawat yang nyebut pasien namanya Sunghoon. Apa itu Park Sunghoon, ya?" Merasa terabaikan oleh perempuan bertatapan kosong itu, Jay melambaikan tangannya di depan wajah Jia berharap ia merespon ucapannya.
Lantas, Jia menolehkan kepalanya menghadap lelaki yang sedikit cerewet melebihi adik tersayangnya itu. "Aku gak tau, Jay. Kalau penasaran kamu cek aja sendiri."
Jawaban seadanya itu nyatanya tak memuaskan hati Jay. Ia kembali berceloteh sampai bibir tipisnya yang terbelah itu membentuk kerucut lucu. "Nanti aku mau tanya ke perawat, tapi kalau bener itu Park Sunghoon, kamu temenin aku nengok dia di kamar rawatnya, ya?" Tanpa mendengarkan persetujuan Jia terlebih dahulu, Jay melangkah keluar ruangan.
Sembari mengawasi Jungwon di jendela ruang ICU, Jia mendadak terpikirkan. Pantas saja Jake mengatakan bahwa ia cemas sebab yang tak menghadiri pesta kelulusan hanya dirinya dan Sunghoon. Mungkinkah Jake memiliki rasa kecurigaan terhadap lelaki yang katanya berada di rumah sakit itu juga? Apakah Isa membocorkan isi pesan Sunghoon untuk Jia yang tertulis di memo kepada Jake?
Sewaktu asyik bergeming dengan menduga-duga, Jay kembali datang dan mengabarkan jika memang benar Sunghoon tengah melakukan perawatan di rumah sakit ini karena kondisi pelipisnya yang infeksi selepas operasi jahit dan terserang tipes. Pun, Jay berkukuh mengajak Jia ke kamar rawat Sunghoon, padahal perempuan itu sudah melontarkan seribu alasan supaya Jay pergi sendiri.
"Kamu sama dia saling kenal, kan? Sunghoon pernah bilang katanya kamu temen sekelasnya. Jadi, itung-itung kamu jenguk lebih awal daripada temen yang lain. Ayo?"
Seperti yang diketahui, Jay tidak melihat interaksi aneh antara Jia dengan teman masa kecilnya pada saat di parkiran apartemen Sunghoon. Oleh sebab itu, lelaki berwajah mungil ini mengira hubungan keduanya baik-baik saja. Seharusnya, ia bisa berprasangka tatkala mendapati luka di pelipis Sunghoon serta perban yang membalut telapak Jia meninggalkan jejak cairan merah.
"Aku di sini aja. Kasian Jungwon kalau aku tinggal," tolak Jia tanpa melepas pandangannya dari Jungwon yang nampak tenang dan damai. Akhirnya, Jay tak dapat memaksa keputusan Jia pun langsung bergegas menuju ruangan tempat Sunghoon di rawat.
Tatapan kosong Jia mengikuti pergerakan Jay yang lenyap dari balik pintu hingga seorang wanita berwajah familiar dengan raut muka cemas melewati ruangan tempatnya bersemayam. Tanpa sadar Jia bergumam lirih, "Ibu ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unstoppable; Park Sunghoon ✓
Teen Fiction"Whether it's obsession or love. I don't care." ©2021, by bobarel.