Pasca kejadian Sunghoon mengakui bahwa dirinya senang bila dipasangkan dengan Jia. Gadis itu semakin memberi jarak pada lelaki beralis tebal itu. Perasaan gelisah dan risi yang menyelimuti Jia, terlampau besar. Entah, mungkin bermula dari first impression-nya kepada Sunghoon yang buruk atau bagaimana. Pada dasarnya, Jia bersikap antipati terhadapnya.
Sementara itu, Sunghoon senantiasa mengirimi pesan teks yang tidak bermakna berulang kali, membuat Jia terusik.
"Disgusting Park!" umpat Jia kala benda pipih yang berada di genggamannya bergetar.
Layar ponselnya menyala menampilkan sebuah panggilan masuk dengan nama yang tertera Disgusting Park. Tidak perlu pertanyakan, tentu saja pelakunya lelaki bernama Park Sunghoon.
Gadis dengan piyama polos berwarna abu-abu yang bertengger di tubuhnya itu hanya mendiamkan panggilan masuk tersebut. Tanpa berniat untuk mengangkatnya ataupun mematikannya. Lagi pula, dirinya tak ingin bertelepon ria dengan lelaki rusuh.
Manik mata Jia bergerak menilik notifikasi pada ponselnya. Sunghoon kembali mengiriminya pesan. Lantaran niatnya yang ingin mengabaikan segala gangguan yang diberikan Sunghoon, gadis itu memilih untuk menghapus notifikasi tersebut.
Akan tetapi, jari kurusnya tergelincir sewaktu ingin membuka aplikasi sosial media lainnya membuat Jia tak sengaja menekan notifikasi tersebut. Kepalang basah. Pada akhirnya, dengan decakan kecil yang terlontar dari bibir mungilnya. Jia membaca satu persatu pesan masuk yang Sunghoon kirimkan. Berjumlah lima buah pesan.
Disgusting Park
| Jia?
21.11Disgusting Park
| Hey, Seatmate?
21.12Disgusting Park
| Angkat telfonnya dong
21.15Disgusting Park
| Gue pengen ngomong sesuatu
21.15Disgusting Park
| Yang Jia?
21.17Bagaimana Jia tidak jengkel dengan lelaki itu. Untuk apa berbincang malam hari begini? Lagi pula, Jia tidak merasa memiliki sesuatu yang harus dibicarakan dengannya. Ah, atau Sunghoon memang lelaki aneh yang gemar melakukan sesuatu hal tidak berguna seperti ini?
Ting!
Disgusting Park
| Kalau gak diangkat, gue ke rumah lo.
21.21Jia membulatkan matanya. Ia hampir melempar ponsel tersebut dari genggamannya. Dengan cekatan, jari mungilnya mengetikkan sesuatu di layar ponselnya guna membalas pesan ancaman dari Sunghoon.
Jia
Jangan |
21.22Ting!
Disgusting Park
| Makanya, angkat.
21.22
Detik kelima setelah pesan itu dibaca oleh Jia, panggilan masuk kembali didapatkan dari Sunghoon. Jia mengembuskan napasnya gusar. Bun hairstyle nya menjadi sedikit berantakan karena ia menarik rambutnya. Namun, mengingat ancaman Sunghoon yang berniat mendatangi rumahnya. Jia tak ingin membuang waktu lagi untuk mengangkat panggilan tersebut. Tentunya dengan hati yang tak ikhlas. Dengan kata lain, terpaksa.
"Apa?" tanya Jia malas. Tangan kanannya yang menganggur beralih membenahi buku serta beberapa spidol warna yang berserakan selepas digunakan untuk menghias catatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unstoppable; Park Sunghoon ✓
Jugendliteratur"Whether it's obsession or love. I don't care." ©2021, by bobarel.