VI

3.3K 380 106
                                    

"Kak Sunghoon?" tunjuk Jungwon begitu sang pemilik nama sudah berdiri tepat di hadapannya dengan senyuman manis yang merekah indah.

"Hey!" sapa Sunghoon dengan akrabnya. Lalu atensinya menangkap sosok gadis cantik yang belakangan ini membuatnya sedikit menggila. Raut wajah mungil itu nampak tak bersahabat, tetapi Sunghoon tak peduli.

"Jia, mau ke mana?"

Sungguh, ingin sekali Jia memukul wajah tampan itu detik ini juga. Nada suaranya yang sok lembut dan sok ramah terdengar memuakkan.

"Minimarket. Ayo, Jungwon, nanti keburu tutup!"

Belum sempat Jia menarik lengan sang adik, Sunghoon lebih dahulu memblokir jalannya. "Ikut, boleh? Gue sekalian mau beli sesuatu di sana."

Oh, Tuhan. Apakah wajah Jia terlihat peduli? Kalau ingin ke minimarket, tinggal berjalan saja. Tak perlu melaporkannya pada Jia. Memangnya Jia komandan militer yang harus mendapatkan laporan dari anggota, sebelum anggota tersebut melakukan sesuatu?

Selain aneh, Sunghoon pun gemar membuang-buang waktunya.

"Boleh, dong, Kak!"

Sunghoon melirik ke arah Jungwon, lalu memaksakan untuk tersenyum pada adik laki-laki dari Jia itu.

"Lo ... Jungwon kelas 10, 'kan? Temennya Sunoo?"

Jia menggigit kecil bibirnya. Tolonglah, Sunghoon. Ini bukan waktu yang tepat untuk berbincang sok akrab dengan adiknya.  "Iya, Jungwon kelas 10 dan temennya Sunoo." jawab Jia ketus lalu menarik lengan Jungwon supaya menjauhi Sunghoon. Namun, tak disangka, Sunghoon membuntuti mereka.

Lelaki berperawakan tinggi menjulang ini berjalan di sebelah Jia. Niatnya ingin bertemu dengan Jia sejak pulang sekolah, akhirnya terwujudkan. Sunghoon sengaja meminta mengakhiri panggilan yang ia lakukan di telepon karena ingin bersiap dan menyusul Jia. Dewa memang berpihak padanya, dia diizinkan.

"Kak Sunghoon ... kenal Sunoo?"

"Adik sepupu gue."

Jungwon sedikit terkejut. Sebelumnya, ia tidak mengetahui hal ini. Sunoo pun tak pernah menceritakan tentang apa pun, termasuk mengenai sepupu yang satu sekolah dengannya.

"Lo sendiri ... adik sepupunya Jia?"

Sebetulnya, Sunghoon sudah mengetahui fakta bahwa Jungwon adik kandung Jia. Sekadar ucapan lewat supaya tak dicurigai telah menggali informasi tentang Jia. Walaupun demikian, kenyataannya benar.

Semingguan setelah mengenal gadis itu, Sunghoon bersikeras mencari seluruh informasi mengenai Jia. Berawal dari perihal tempat pendidikan yang ditempuh Jia, tempat Jia dilahirkan sampai alamat rumah Jia saat ini.

Sunghoon pun mengetahui kalau Jia merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Kedua orang tua gadis itu sudah tidak ada. Ayahnya telah meninggal dunia, akibat penyakit yang dideritanya ketika Jia berusia empat tahun. Kalau ibunya, Sunghoon tidak mendapatkan informasi apa pun. Mungkin kelak Sunghoon akan menemukannya.

Untuk saat ini, yang terpenting poin utamanya. Seperti, gadis itu tengah bekerja di sebuah restoran kecil yang menjual Fried chicken sebagai tukang cuci piring dan di Dilemma's Florist sebagai penata bunga.

Dengan kecerdikannya dalam menggali suatu informasi, memudahkan Sunghoon melakukannya sendirian. Sunghoon juga tidak ingin, seseorang mengetahui kalau dirinya mencari informasi tentang Jia.

"Bukan, gue adik kandungnya kak Jia. Emangnya kak Jia gak pernah cerita kalau dia punya adik?"

Sunghoon menggelengkan kepalanya sembari sesekali ekor matanya melirik Jia yang cuek akan keberadaannya. "Jutek banget dia sama gue, Won. Jangankan cerita, gue sapa aja dia diem. Kayaknya kakak lo gak suka sama gue, deh."

Unstoppable; Park Sunghoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang