"Maybe a kiss and I'll forget everything,"
"Don't do that, please," tolak Reyna
****
"Bisa diulang apa yang lo bilang tadi?" tanya Darren.
Reyna memalingkan wajah. Ia membasahi bibirnya sendiri karena terlampau gugup. Ia bahkan tidak tahu kenapa ia tiba-tiba segugup ini.
Padahal ini bukan pertama kalinya ia berhadapan secara langsung dengan Darren dan berbicara empat mata dengan cowok itu
"Kenapa diem?" Tanya Darren. Ibu jari Darren bergerak mengangkat dagu Reyna meskipun cewek itu tetap melarikan tatapannya kemana-mana.
Darren tahu siapa cewek cantik ini.
Orang-orang di kantor mengenal Reyna sebagai karyawan yang perfeksionis, tegas, dan disiplin. Terkenal jutek membuatnya segan dan ditakuti oleh orang-orang. Bahkan karyawan di lantai 5, yang satu departemen dengan Reyna mengaku kesulitan menyeimbangi pace kerja cewek itu. Sebagian besar info ini ia dengar secara tidak sengaja dari Gaxel dan Jovan, sementara sebagian lagi karena ia pernah mengalaminya sendiri.
Kata Gaxel, meskipun banyak yang memuji Reyna cantik dan memiliki tubuh seksi, tapi tidak banyak cowok yang berani mendekatinya. Cowok-cowok insecure duluan melihat Reyna.
Sekarang, setelah melihat dari jarak yang benar-benar dekat, Darren akui penilaian orang-orang benar adanya.
Kecuali, soal jutek dan tegas? Yang ada di hadapannya lebih mirip seperti kucing pemalu dan rapuh.
"Kemana rasa percaya diri lo yang biasanya? It was nothing but an act?" tanyanya lagi.
"Gue mau minta maaf," ucap Reyna, mengulang kalimatnya tadi.
"Buat?"
"Kesalahan input produk dulu.... dan karena udah pernah maksa tim lo buat kerja cepet,"
Darren tertawa pelan.
Ternyata ini mengangkut hal yang membuat timnya hamir kena penalty point. Kesalahan input pemesanan produk yang hampir membuat MG tech terpaksa mengeluarkan hampir 10 kali lipat untuk pengadaan VGA card. Dan tim Darren tau-tau menjadi kambing hitam permasalahan ini.
"Butuh satu bulan buat lo ngucapin maaf. Ego lo sebesar apa, Reyna?"
Reyna menunduk "Gue minta maaf.... Itu ga sengaja,"
"Lo minta maaf sama lantai?" Tawa Darren terdengar.
"Lo cewek pinter, Reyna. Tatap lawan bicara lo. Lo harusnya bisa nyusun kalimat maaf lo lebih baik dari pada ini,"
Reyna menggigit bibir. Meskipun apa yang dikatan Darren benar, ia tetap kesal. Kenapa cowok ini mempersulitnya, sih? Makinya dalam hati.
Tapi Reyna akhirnya menuruti perkataan Darren dengan mencoba menatap kedua mata Darren.
KAMU SEDANG MEMBACA
A FIRST PERFECT [21+]
General Fiction⚠️ 🔞 SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA ✔ Kehidupan Reyna di kantor menjadi lebih buruk ketika foto topless nya tersebar. Bukan hanya foto topless saja, tapi ada hal yang lebih berbahaya! Video pendek durasi 5 detik yang menampilkan wajah dan badan bagian a...