[34] Insane

27.2K 1.1K 174
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam minggu~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam minggu~

***

Jovan lalu bangkit, menjauh dari tempat duduk, dan mencoba menelepon Vanya. Namun panggilannya sebanyak lima kali ditolak. Pada panggilan ke-enam, ponsel Vanya sepertinya sudah tidak aktif.

"Anjing. Liat aja ntar," gumam Jovan sambil mengantongi kembali ponselnya. Saat akan kembali, matanya menangkap kehadiran seseorang yang ia kenal.

Jovan bersiul kecil.

Tidak jauh dari tempat dirinya berdiri, di sofa panjang sudut ruangan ada wajah-wajah familiar yang tampaknya sedang merayakan sesuatu. Dua-tiga wajah begitu Jovan kenal.

Salah satunya Gaby.

Tentunya Jovan tidak langsung menghampiri. Ia kembali ke tempat duduknya, lalu mengisyaratkan Arga untuk mengikutinya. Mengingat Arga dan Gaby dulu kuliah di universitas yang sama, Jovan rasa selain Darren, Arga adalah orang yang tepat untuk membawa Gaby dari sana ketimbang dirinya.

Arga tidak bertanya banyak ketika mendapat instruksi Jovan. Matanya menyipit tajam ke arah sudut pub yang ditunjuk Jovan. Tanpa menunggu apapun, Arga menghampiri.

"Ngapain lo di sini, By?" tanya Arga setelah menghampiri meja tersebut.

Gaby nyaris terkejut mendengar suara itu. Ia menoleh dengan cepat lalu bernapas lega saat menemukan tidak ada Darren di sana. Ia dengan cepat mengibaskan tangan agar dua cowok itu tidak mengganggu kegiatan mereka. Apalagi sekarang teman-teman kerjanya yang perempuan terlihat bisik-bisik mengagumi ketampanan Arga dan Jovan.

"Apa sih!" kesalnya ketika Arga menarik lengannya. Decakan pelan keluar dari mulut Gaby saat Arga menarik tangannya.

Helaan napas kesal Gaby terdengar samar ketika raut wajah Arga terlihat marah. Dengan rasa malas ia pamit pada teman-temannya dan mengekori kemana kedua cowok itu melangkah

"Penyambutan karyawan baru?" tebak Arga setelah mereka duduk di tempat semula.

Gaby mengangguk kecil. "Kecil-kecilan. Cuma antara staff accounting. Ada dua anak baru."

Kepala Jovan menoleh ke belakang. Ada sekitar lima belas orang di sana. Ia kembali melirik ke arah Gaby sambil tertawa kecil.

"Lo tau kan, By, kalo lo mabuk berat, yang ada bakal ditidurin sama mereka?" tanya Jovan.

Gaby memutar bola matanya kesal. Ia tahu. "Mereka gak bakal gitu ke gue. Dan gue gak minum,"

A FIRST PERFECT [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang