[50] A bit of a riot

9.8K 392 31
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

Suasana di club malam yang tidak berbeda dari malam-malam biasanya, membuat semuanya tampak berjalan normal. Lampu-lampu berwarna-warni yang berkedip-kedip menguarkan hingar bingar kegembiraan sesaat. Musik yang memenuhi seluruh ruangan membuat dorongan sendiri agar para pengunjung sejenak melupakan kekalutan dan ikut menari.

Semua orang terlihat bahagia atau seolah seperti itu, memalsukan tawa dan melemparkan hiruk pikuk dunia nyata untuk beberapa jam. Beberapa pengunjung terlihat berbincang-bincang dengan penuh antusias sambil menyesap atau menghabiskan sekaligus minuman memabukkan.

Di sudut club, di lantai 2 dan 3, terdapat area VIP yang dikelilingi oleh sofa-sofa yang nyaman, di mana para tamu elit dapat menikmati suasana yang lebih eksklusif sambil menikmati layanan khusus. Para penari di panggung menggoda pengunjung dengan gerakan yang sensual.

Para petugas keamanan yang berjaga di sekitar club memastikan agar semua pengunjung dapat menikmati malam mereka dengan nyaman dan tanpa gangguan.

Darren menatap sloki berisi alkohol sementara Jovan sibuk dengan ponselnya. Sejujurnya mereka tidak membuat janji apapun akan berkumpul malam ini apalagi setelah huru hara pematik api yang terjadi di dalam sirkel pertemanan itu. Tetapi, mereka kebetulan bertemu di lantai 2 dan memutuskan untuk mengambil satu meja yang masih tersedia setelah dipaksa Jovan.

"Jadi..." Jovan membuka mulut. "Lo masih pengen balikan sama Reyna?" tanyanya memulai percakapan, mencoba memecah suasana dingin di antara mereka.

Jujur saja, Jovan ingin memperbaiki hubungannya dengan Darren. Jovan memang menyesal karena telah melecehkan Reyna. Hal impulsif yang seharusnya tidak pernah ia lakukan. Tapi penyesalannya lebih ke arah dirinya yang merasa bersalah kepada Vanya dan juga tidak menyangka bahwa Darren benar-benar serius terhadap Reyna. Jovan kira, Reyna di mata Darren sama seperti cewek-cewek lain yang pernah dekat dengan temannya itu, makanya Jovan berbuat tanpa berpikir panjang.

"Kenapa?" tanya Darren tidak senang. Mendengar mulut Jovan mengucapkan nama orang yang ia sayangi membuat emosi memuncak hingga ubun-ubun. "Lo mau ngelakuin hal aneh lagi, hah?"

A FIRST PERFECT [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang