[37] Baffled

22.4K 1.3K 272
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

update pagi2 banget nih :]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

update pagi2 banget nih :]


***

"Kak Jo!"

Jovan sengaja tetap berjalan meski mendengar jelas suara Vanya memanggil begitu ia masuk kembali ke dalam pub. Ia tetap mengacuhkan Vanya bahkan setelah Vanya memanggil dan mengejarnya hingga ia sampai di lantai dua, tempat duduk sebelumnya yang ia tempati. 

"Aku mau ngomong," ucap Vanya. 

Jovan tahu. Ini yang ia inginkan sejak pertama kali merencanakan aksinya tadi. 

Berbicara dengan Vanya. 

"Duduk dulu. Temenin gue minum," ucap Jovan sambil menepuk pahanya.

Wajah Vanya langsung memerah mendengar itu. Namun ia jelas tidak akan menuruti permintaan Jovan begitu saja. Memilih untuk duduk di sofa berbeda adalah keputusan yang ia ambil. 

Jovan memutar mata. Gemas. Tidak bisa menahan diri, ia menarik Vanya dan membuat cewek itu serta merta duduk di pangkuannya. Tentu tidak berjalan mulus karena — seperti biasa Vanya memberontak seolah yang Jovan lakukan adalah sebuah penculikan. 

"Mau ngomong atau enggak?" tanya Jovan tegas, namun tetap dengan suara pelan. 

Vanya mengalah, seperti keinginan Jovan. Tapi ia memilih untuk tidak menatap wajah Jovan sama sekali. 

A FIRST PERFECT [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang