*timeline chapter ini: Flashback ketika Darren dan Reyna baru resmi berpacaran
***
"Jadian sama siapa?"
Suara itu.
Gaby mengenalnya. Ia mengintip sedikit ke arah cowok-cowok yang baru datang di café outdor ini dan duduk di belakang tongkrongannya. Benar saja yang barusan adalah suara Gaxel, dan yang duduk di sekitarnya adalah Darren dan Jovan. Hanya bertiga. Tidak ada Arga
Gaby kira dengan Arga memberitahunya bahwa ia lembur dan sibuk ngoding malam ini termasuk Darren juga. Ah. Sial kenapa ia tidak bertanya lebih spesifik.
Duh mampus.
Gaby bisa dimarahi habis-habisan jika ketahuan nongkrong lagi sama cowok-cowok. Ia lalu memberi isyarat pada teman tongkrongannya malam ini, agar Gaby tidak kepergok sedang bersama mereka.
"Sumpah sama Reyna yang itu?" tanya Gaxel.
Gaby terdiam. Bentar. Siapa yang jadian?
"Bukannya jutek?" tanya Gaxel lagi. "Gue kira lo pacaran sama Gabriella,"
"Kenapa jadi Gaby?" ujar Darren sambil tertawa. "Gue sama Gaby cuma temen,"
Gaby tersenyum hambar. Dadanya terasa sesak.
Meski terbiasa dengan perasaan sepihak ini, ternyata rasanya masih sama, tetap menyakitkan setiap Darren mendeklarasikan diri hanya sebagai teman.
Berteman dari kecil dengan Darren membuat Gaby kelewat nyaman. Semua perlakuan Darren padanya begitu istimewa. Mungkin karena Gaby yang anak tunggal, sering ditinggal orang tuanya yang sibuk bekerja di luar negeri mengurus cabang resto Mahagita Group membuat Darren bersikap layaknya kakak. Atau mungkin karena Darren pernah menyaksikan sendiri perundungan yang terjadi pada Gaby semasa sekolah?
Yang menjadi masalah, Gaby tidak bisa menghindari perasaan yang tumbuh. Berbeda dengan Darren yang hidup dengan perasaan bebas.
Gaby menjadi saksi cowok itu gonta ganti pacar dan menjadi tempat curhatnya tentang perempuan, sementara ia sendiri terjebak di posisi ini. Tidak kemana-mana.
Buntu.
Ia sendiri berusaha. Ia melakukan berbagai cara agar perasaan ini hilang. Mulai dari berteman dengan cowok-cowok lain. Ataupun mulai berpacaran. Namun langkah ini malah membuatnya semakin jatuh pada Darren karena cowok itu bersikap posesif padanya.
Gaby kira, setidaknya perasaan Darren padanya akan mulai tumbuh. Namun setiapp kenyataan yang ia hadapai membuktikan perkirannya salah.
"Tapi lo satu apart bareng Gaby," ucap Gaxel membuyarkan lamunan Gaby.
"Satu gedung," ralat Darren.
Gaby menggigit bibir. Ia lalu berjalan menuju toilet sembari memastikan Darren tidak melihatnya. Setelah mengirim pesan pada teman-temannya agar pura-pura tidak kenal dengannya, Gaby berjalan menuju pintu dan gerbang belakang. Ia kemudian masuk lewat gerbang utama café dan berpura-pura baru memasuki café.
KAMU SEDANG MEMBACA
A FIRST PERFECT [21+]
General Fiction⚠️ 🔞 SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA ✔ Kehidupan Reyna di kantor menjadi lebih buruk ketika foto topless nya tersebar. Bukan hanya foto topless saja, tapi ada hal yang lebih berbahaya! Video pendek durasi 5 detik yang menampilkan wajah dan badan bagian a...