A FIRST PERFECT [21+]

[27] Something feels off

Reyna terbangun dengan tubuh yang terasa keram terutama bagian paha dan pinggangnya. Semalam, kakinya terlalu lama dipaksa mengangkang dan terangkat. Belum lagi di setiap hentakan yang Darren lakukan, penetrasi yang dilakukan cowok itu terlalu dalam. Reyna juga kewalahan mengimbangi tempo dan kekuatan Darren. Keputusannya memilih pasrah dan tidak lagi berusaha mengimbangi Darren membuat dadanya terhentak naik turun dan berakhir meninggalkan rasa nyeri.

Ia mendesis kesal. Mengutuki tubuhnya yang terlalu sensitif, sukses membuat rasa percaya diri Darren memuncak karena berhasil membuatnya orgasme berkali-kali.

Dengan tertatih ia berdiri menuju cermin di meja rias. Bibirnya terlihat bengkak. Ada beberapa bekas kissmark di bahu dan lehernya. Tidak banyak dan tidak separah yang ia pikirkan. Perlahan ia membuka kancing piyama, memperhatikan dadanya. Tidak ada kissmark di sana.

Reyna lalu menatap ke arah piyamanya, baru sadar dirinya tidur dengan memakai piyama berbeda. Sepertinya Darren memakaikan piyama untuknya. Tatapannya beralih pada kasur, bed cover semalam kelihatan juga diganti oleh Darren.

Tapi untuk sekarang, hal tersebut tidak membuat Reyna terkesima.

Reyna lalu membuka laci meja dan mencari morning after pill-nya. Seingatnya ia masih menyisakan beberapa di sini. Namun setelah membuka semua laci dan juga mencari di lemari pakaian serta tas-tasnya, ia tidak menemukan pil tersebut.

Apa Darren sengaja mengambilnya?

Reyna mengacak rambutnya.

Tidak. Reyna menggelengkan kepala dengan cepat. Ia tidak boleh panik. Ia bisa beli di apotek langganannya yang ada di sebelah apartemen.

Reyna meraih ponsel untuk menghubungi salah satu staff di sana, memastikan bahwa obat yang ia cari tersedia. Lalu setelah membalas pesan Sella yang juga masuk berbarengan saat ia membuka ponsel, ia buru-buru ke kamar mandi.

***
5th MG Tech and Innovation