[08] Desire

82.4K 1.3K 9
                                    

*ingat ini masih chapter flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*ingat ini masih chapter flashback

***

Di minggu-minggu berikutnya Darren kembali melakukan hal yang sama. Berhenti sebelum Reyna mengalami orgasme. Frustasi setengah mati, Reyna akhirnya sering melanjutkannya sendiri di apartemen menggunakan vibrator dan dildo yang dihadiahkan Sella untuk ulang tahunnya dulu.

Dari semua masturbasi yang ia lakukan tidak ada yang menyamai kenikmatan saat jari Darren mengeksplorasi dan membuatnya organnya ditikam gairah. Membuatnya tidak bisa memikirkan hal lain selain ingin melepaskan semua gejolak hasratnya. Ia sama sekali tidak merasakan kepuasan dari apa yang ia lakukan.

Cowok brengsek. Maki Reyna. Cowok itu selalu berhasil mempermainkannya.

Jam 7 malam ini, ia sudah sampai di gym dan mengganti pakaiannya. Kali ini benar-benar tidak ada orang yang datang. Berminggu-minggu sejak pertemuan pertama, Reyna tidak pernah menyentuh peralatan di gym. Kegiatannya di sini hanya menjadi pelampiasan nafsu dan eksperimen Darren.

Darren hari ini terlihat berbeda.

Begitu Reyna keluar dari ruang ganti, cowok itu langsung menciumnya dengan cara yang teramat agresif. Meremas pantat dan dadanya secara impulsif. Reyna bahkan harus memukul dada Darren untuk menginstruksikan bahwa ia kehabisan napas.

Cowok lalu itu menariknya dan mendudukkannya di abductor machine. Menempatkan kaki Reyna di bagian luar leg pads hingga membuat posisinya kini benar-benar mengangkang.

Darren tersenyum melihat betapa erotisnya posisi Reyna.

"Darren!" Reyna berteriak ketika Darren berjongkok dan menggunting sport legging Reyna tepat di bagian selangkangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Darren!" Reyna berteriak ketika Darren berjongkok dan menggunting sport legging Reyna tepat di bagian selangkangan.

Entah kesurupan apa, ia bertingkah terlalu buru-buru hari ini.

Setelah menggeser ke samping celana dalam Reyna, Darren kembali menatap takjub untuk kesekian kali. Pemandangan indah yang Darren suka. Terlihat merekah dan menantang.

"You are just so....wet, Reyna. I can't help it," puji Darren. Ia mengusap dengan gerakan naik turun bagian lipatan yang telah basah itu.

Reyna meringis pelan. Berusaha mendorong kepala Darren.

A FIRST PERFECT [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang