"Kalian lanjutin, gue udah punya hadiah."
•••
Kalan menatap nampan yang ditaruh Alkina di depannya.
"Ini hadiah yang Kalan maksud, kan? Yang bisa dijilat, diremas, dan dimasukin?"
Kalan menatap datar wanita di depannya. Menunggu aksi bodoh apa lagi yang kini menghiasi kepala cantik wanita itu.
"Es krim ini bisa dijilat, ini squishy bisa diremas, dan ini roti yang di dalamnya ada sosis."
"Kamu mintanya aneh-aneh ih! Untung kak Nora punya koleksi squishy, kalau nggak? Masa aku beli dulu di luar," ucap Alkina sambil meremas benda itu.
"Kok nggak dimakan? Nanti es krimnya meleleh!" kesal Alkina sambil menyodorkan es krim ke depan Kalan.
"Yang nyuruh lo buat bisikan gue siapa?"
"Devano. Kata Devano biar kamu selamat."
"Lo mau aja?"
Alkina mengangguk. "Aku belum siap jadi janda kalau kamu pergi secepat itu."
"Kamu nggak mau makan, aku aja yang makan, kalau gitu!" lanjut Alkina sebelum menjilat es krim itu dengan tangan kirinya sibuk memainkan squishy yang diberikan Nora.
"Gue nggak mau hadiah itu!"
Alkina mendonggak. "Aku salah kasi hadiah, ya?"
Kalan mengangguk. "Gue sedih kalau lo nggak kasi hadiah yang gue mau."
Alkina yang mendengar suara lirih sang suami membuatnya dengan cepat mendekat ke arah Kalan lalu memeluk lelaki itu.
"Jadi maksud hadiah untuk Kalan apa?"
"Maksud gue, hadiah yang gue mau itu, ini, ini, ini," ucap Kalan sambil menunjuk ke arah bibir, dada dan paha milik Alkina.
"Katanya yang bisa dijilat, diremas, dan dimasukin. Emang itu bisa?"
"Kan kalau nggak gue jilat, remas dan masukin, dede bayi nggak mungkin ada!"
"Ooh! Kamu mau kayak waktu di apartemen itu, ya? Bikin dedek bayi?"
Kalan mengangguk dengan cepat. "Ya udah tunggu!"
"Mau ke mana?" tanya Kalan saat melihat Alkina ingin masuk ke dalam kamar mandi.
"Ngulang yang di apartemen, kan? Aku berendam di air dingin dulu waktu kepanasan. Eh! Aku lagi nggak panas, gimana dong?"
Kalan meringis pelan sebelum berdiri dan menyusul Alkina.
"Sebelum berendam, lo buka baju dulu, kan? Lo telanjang." Alkina mengangguk cepat.
"Ya udah, lo telanjang aja sekarang."
"Tapi aku nggak lagi kepanasan."
"Nggak papa, yang penting telanjang aja dulu."
"Tapi aku nggak panas loh!" Alkina tetap menggeleng saat Kalan memaksa untuk membuka bajunya. Ia harus panas dulu sebelum membuka baju dan berendam seperti hari itu.
"Alah lama, gue udah kebelet!" ucap Kalan sebelum menggendong Alkina menuju kasur dan menurunkannya dengan lembut.
•••
Alkina menatap kesal ke arah Kalan yang berbaring di sampingnya. Jadi itu hadiah yang dimaksud Radit dan yang diinginkan Kalan.
Kalan menciumi wajah cantik milik Alkina sebelum kembali memeluk Alkina dengan erat.
"Nggak sakit, kan? Perut lo nggak keram?"
Alkina memulai aksi mogok bicaranya sebelum memicingkan matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/282245864-288-k836413.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Husband
RomanceAlkina mendekati gerombolan anak yang sedang bersantai di rooftop sekolah. Tentu saja kedatangan Alkina sukses mencuri perhatian. "Kalan?" Kalan membuang rokoknya setelah mendengar sapaan dari gadis yang selama ini sudah ia klaim sebagai kekasihnya...