37

72.6K 3.3K 193
                                    

"Jadi, Emil?"

•••

Setelah mendengarkan ucapan Emil, Kalan memutuskan pulang dengan perasaan yang campur aduk. Ia melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata tidak memperdulikan klakson yang terus berbunyi ketika dengan sengaja ia menyelip motor atau pun mobil yang berada di depannya.

Setelah sampai di depan rumah, dia segera memarkirkan motornya, lalu berlari cepat menuju kamarnya untuk mencari keberadaan sang istri.

Alkina yang baru saja membersihkan diri, sontak terkejut saat merasakan pelukan erat dari sang suami yang entah kenapa tiba-tiba memeluknya.

"Maaf."

"Maaf kenapa?" Tanya Alkina setelah dengan lembut melepas pelukan Kalan agar bisa melihat wajah tampan suaminya itu. Alkina bisa melihat tatapan kasihan di mata indah milik Kalan yang tertuju padanya.

"Maaf karena udah salah paham sama lo."

Alkina mengangguk, ia sudah memahami arah pembicaraan mereka. Itu artinya Kalan sudah mengetahui alasan Alkina pergi meninggalkannya.

"Gak papa, sekarang kamu pergi mandi dulu."

Kalan menurut, ia melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak lama kemudian Kalan keluar dengan rambut basah, dengan baju yang sudah ada di atas ranjang. Alkina memang selalu menyiapkan baju untuk suaminya ketika lelaki itu sedang membersihkan diri.

Kalan memakai pakaian itu dengan cepat dan melangkah mendekati Alkina yang duduk di sofa sambil menatap ke arah jendela.

Kalan dengan pelan mengusap puncak kepala sang istri.

"Kalau lo pengen nangis. Nangis aja."

Tak lama kemudian suara isak tangis mulai terdengar dengan pelan, air mata mulai keluar dengan deras dari mata indah sang istri.

"Kalan!" teriak Alkina sambil memukul punggung Kalan dengan keras seolah melampiaskan rasa sakit yang tidak berhenti mengganggunya.

"Nggak ada yang sayang sama aku, nggak ada yang ngeharapin keberadaan aku. Nggak ada yang cinta sama aku."

"Aku nggak pernah ketemu dia sebelumnya, nggak pernah rasain kasih sayang seorang ibu, seharusnya aku tau bakal kayak gini. Tapi, rasanya...rasanya tetap sesakit ini."

Alkina menjatuhkan tubuhnya, berlutut di depan Kalan yang kini memejamkan matanya, tak tega melihat Alkina semenyedihkan ini.

Kalan ikut mendudukkan tubuhnya, menyentuh pelan wajah Alkina yang kini sudah memerah dengan air mata yang terus mengalir dengan deras.

"Gue! Gue ada buat lo, gue bakal selalu ngasih apa yang lo butuhin. Cinta, kasih sayang tanpa lo minta pun, semua cinta dalam diri gue udah tertuju sama lo."

"Siapa bilang nggak ada yang ngeharapin keberadaan lo? Gue nggak bisa tanpa lo."

"Kalau pun semua orang benci sama Alkina, ingat! Kalan bakal selalu jadi banteng utama untuk lindungi Alkina."

"Jadi rasanya sakit, pas lo ngomong nggak ada yang sayang sama lo. Padahal ada gue. Gue yang udah nggak mampu mendefinisikan rasa sayang gue sebesar dan sebanyak apa buat lo."

"Lo nggak perlu ngemis kasih sayang orang lain, Alkina. Ada gue yang bakal ngasih kasih sayang yang tidak terbatas buat lo."

"Kalau lo nikmatin semua yang gue kasih, lo nggak bakal pernah merasa kurang akan apa pun itu."

Alkina kembali memeluk Kalan dengan erat. Ia tak tahu harus membalas ucapan Kalan dengan kalimat apa. Entah harus percaya atau pun tidak. Setidaknya untuk saat ini, ia memang memerlukan dukungan dari orang-orang yang benar-benar mencintainya.

"Sekarang! Lo harus bangkit, buang semua kesedihan lo. Dan hidup bahagia sama gue dan..." Kalan menyentuh perut Alkina yang sudah mulai membuncit.

"Baby kita."

Alkina mengangguk, meskipun masih ada hal yang mengganjal di hatinya. Kejutan yang ia dapatkan sangat beruntun, dan seolah menjadi hal yang memecahkan misteri, namun tetap menjadi teka-teki yang harus dipecahkan.

"Kalan, aku ngantuk, mau tidur dulu." Kalan mengangguk mengangkat tubuh sang istri menuju ranjang, lalu membaringkannya dengan pelan, tak lupa menarik selimut untuk menutup tubuh mungil sang istri.

"Kalan?"

"Jangan tinggalin aku," ucap Alkina sambil menahan lengan Kalan dengan pelan.

Kalan mengangguk. "Gue yang seharusnya ngomong kayak gitu." balas Kalan sambil mengelus pelan puncak kepala sang istri, lalu memberikan kecupan manis di sana.

"Jangan tinggalin gue apa pun yang terjadi."

"Gue nggak bisa tanpa Alkina di samping gue."

Kalan tersenyum manis sebelum ikut berbaring di samping sang istri.

Ia tidak ingin meninggalkan istrinya itu dalam keadaan sedih karena ia tahu mood ibu hamil memang sulit ditebak.

•••

Di lain tempat, seorang pria masih terus menyesap rokok yang berada di tangan kanannya, dan di tangannya kirinya memainkan sebuah rubik dengan asal.

Tak lama kemudian, ia mematikan rokoknya lalu memejamkan matanya.

"Mikayla Putri Mahesa." ucapnya dengan pelan, dan penuh makna.

Matanya masih terus terpejam, sambil mengulang kalimat yang sama terus menerus.

Brak

Dengan kasar ia melempar rubik itu ke arah samping, hal hasil mampu membuat satu guci mahal hancur dan berhamburan di lantai.

Ia hanya menoleh sebentar setelah mendengar pecahan kaca itu, sebelum berdiri dan memperbaiki hoodie hitam yang lelaki itu gunakan.

Mengambil smartphonenya, lalu menghubungi seseorang.

"Bagaimana dengan jet yang saya minta, apa sudah disiapkan?"

Tanpa kembali mengeluarkan suara. lelaki itu mengambil jas yang berada di atas sofa lalu menggunakannya.

Memperhatikan dan merapikan penampilannya, masih dengan wajah datarnya, sebelum melangkah pergi menuju bandara.

Selama diperjalanan, matanya dan pikirannya hanya tertuju pada seorang wanita yang pernah menjadi kekasihnya dulu. Namun, akhirnya harus terpisah karena tak mendapat restu dari pihaknya.

Namun kini ia akan kembali menjemput kekasihnya dengan keadaan sudah bisa berdiri dengan kakinya sendiri tanpa harus takut penunjang kehidupannya menghilang.

Karena menurutnya, sekarang yang ia kejar adalah bahan inti untuk kebahagiaannya.

•••

Followers 8k

Awalnya pengen langsung aku endingin, tapi kayaknya nggak seru kalau langsung ending ya kan😔😭

Saya kasi bumbu bumbu baru lagi.

Spoiler : Tidak ada antagonis ya guys🙌 tapi tentu saja bakal mengandung emosi dan sedikit action.

Ingetin di ig @andivanavarira buat sering up. Diusahakan dua kali seminggu hehehe

Sekalian promosi ig. Follow ig @andivanavarira yukk adek2 akuuhhh

Besok up lagi kalau followersnya udah 7,9k gimana???

Possessive HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang