"Ayah. Gue lebih suka itu,"
•••
Kini seorang wanita sedang duduk di ranjang berukuran besar di dalam kamar super luas milik sang suami. Mereka baru sampai setelah melakukan perjalanan dari Bandung ke Jakarta.
Baju kebaya berwarna putih masih melekat di tubuh Alkina, "Mandi dulu sana," ucap Kalan yang baru saja menyelesaikan ritual mandinya. Jika tadi lelaki itu dibaluti jas tutup berwarna putih, kini lelaki itu hanya mengunakan handuk putih yang menutupi pinggang hingga lututnya.
Alkina mengangguk, mulai membuka satu persatu kancing kebaya sebelum melepaskannya tepat di depan Kalan.
"Kalan? Kamu sibuk, nggak?" tanya Alkina setelah memutar tubuhnya membelakangi Kalan sambil membuka kebayanya.
Kalan menggeleng, sebelum berjalan mendekati Alkina. Memeluk tubuh kecil sang istri sambil mencium leher Alkina dengan pelan.
"Ishh! Pake baju dulu baru boleh cium-cium," geram Alkina karena risih dengan tetesan air yang mengenai pundaknya.
"Gimana kalau ciumannya sambil nggak pake baju aja?" goda Kalan yang membuat Alkina dengan gemas mencubit lengan Kalan.
"Nggak boleh gituan, kan ada dedek bayi,"
"Siapa yang bilang?"
Alkina mengangkat bahunya acuh, "Aku!" pekiknya sebelum berlari kecil menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Kalan yang melihat kelakuan istrinya itu hanya bisa menggeleng pelan.
Kalan mengambil smartphonenya saat mendengar benda itu berdering dengan nyaring. Kalan menoleh ke arah pintu kamar mandi sebelum menggeleng. Pasti saat ia berada di kamar mandi, wanita yang tak lain adalah istrinya itu sibuk mengecek isi hpnya. Bagaimana tidak bebas, kalau kata sandi hpnya saja ulang tahun Alkina.
'Motor udah pada balik'
Kalan membaca kiriman pesan dari Alian yang tampaknya berhasil merebut koleksi motor mereka dari Nichol dan teman-temannya.
Kalan menunggu Alkina keluar dari kamar mandi sebelum memutuskan pergi ke markas.
Tak lama kemudian Alkina sudah keluar dengan rambut basah dan tubuh yang dibaluti handuk kimono yang memang disiapkan Nora untuk adik iparnya itu.
"Gue pengen ke markas," Alkina menatap Kalan bingung sebelum menggeleng.
"Gak boleh!" tegas Alkina sambil mengambil handuk bersih untuk mengeringkan rambut panjangnya.
Kalan mengusap wajahnya. Ia tahu Secengeng apa Alkina jika ucapannya tidak dituruti.
"Besok kan, kita udah ujian, kita harus belajar,"
Kalan melipat tangannya di depan dada. "Gue nggak belajar,"
"Kalau sama aku, harus belajar," kesal Alkina sebelum berjalan menuju ranjang untuk mengambil pakaian ganti yang ditunjuk Kalan. Ah! Betapa manisnya lelaki itu, karena saat mengambil pakaian ganti untuknya, ia juga mengambilkan untuk sang istri.
Alkina lebih dulu memakai pakaiannya sebelum duduk di meja khusus untuk menyimpan buku-buku sekolah Kalan.
"Cuman ini catatan kamu?!" teriak Alkina keras saat melihat isi buku catatan Kalan yang bisa dibilang hanya terisi lima lembar hingga sepuluh lembar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Husband
RomanceAlkina mendekati gerombolan anak yang sedang bersantai di rooftop sekolah. Tentu saja kedatangan Alkina sukses mencuri perhatian. "Kalan?" Kalan membuang rokoknya setelah mendengar sapaan dari gadis yang selama ini sudah ia klaim sebagai kekasihnya...